Jakarta (Antara Babel) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan TNI
harus kuat agar mampu menjaga kedaulatan negara dalam menghadapi
tantangan-tantangan baru yang berkembang di era global.
Presiden menyatakan hal itu dihadapan para prajurit TNI dan Polri
serta Taruna Akademi Militer di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah,
Jumat pagi.
"Dunia terus berubah, Indonesia kita juga terus berubah, tantangan
dan anacaman yang dihadapi juga terus berekembang dari masa ke masa.
Maka misi atau tugas pokok kita dan tugas kita tidaklah menjadi samekin
ringan, oleh karena itu diperlukan kekuatanyang tangguh utamanya
kekuatan TNI," kata Presiden.
Presiden menjelaskan, meski era perang dingin antara Barat dan Timur sudah tidak ada lagi, namun dunia tetap belum stabil.
Konflik, ketegangan bahkan perang masih terjadi diberbagai penjuru
dunia, mulai Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, keteganagan di Asia
Timur dan berbagai belahan dunia lainnya. Ancaman insurgency
(pemberontakan) dan aksi-aksi terorrisme masih terus berlanjut.
"Menunjukan dunia tidak stabil dan dunia belum dapat dikatakan damai,
ancaman setiap saat datang termasuk ancaman thd negara kesatauan RI,
oki Ind harus siap, TNI harus siap, Polri harus siap, kita semua harus
siap," kata Presiden.
Kepala Negara menyatakan, penguatan TNI tidak hanya dengan
meningkatkan kecukupan jumlah tentara, modernisasi alutsista, dan
peningkatan logistik semata.
Namun juga didukung oleh strategi, taktik dan doktrin yang tepat dan peningkatan pelatihan dan pendidikan prajurit.
Presiden mengingatkan agar TNI terus menggali dan belajar dari
berbagai pengalaman di dunia. Banyak negara maju yang gagal
menyelesaikan peperangan meski didukung persenjataan yang canggih dan
logistik yang kuat.
"Banyak negara-negara maju yang tidak berhasil benar mengatasi
aksi-aksi insurgency di berbagai negara, negara maju memiliki keunggulan
teknologi, memiliki kecanggihan persenjataan militer dan logistik tidak
terbatas karena ekonomi kuat, tetapi ternyata seringkali mereka tidak
bisa memenangkan peperangan. Ini harus kita pelajari," kata Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono meresmikan pembentukan
skuadron udara - 16 (Vijayakantaka Abhyastivirayate) dan Batalyon
Infanteri - 10 Marinir Satria Bhumi Yudha yang sempat tertunda
sebelumnya karena kesibukannya akhir-akhir ini.
Acara yang sekaligus perpisahan SBY sebagai presiden tersebut
dihadiri oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko
Suyanto, Panglima TNI Moeldoko, Kepala Kepolisian RI Sutarman, para
kepala staf angkatan dan jajaran petinggi TNI.
Acara tersebut juga dihibur oleh pertunjukan drumband dari para perwira tinggi dan Taruna Akmil.
Presiden: TNI Harus Kuat Dan Siap Hadapi Tantangan Baru
Jumat, 17 Oktober 2014 10:59 WIB