Karakas (Antara Babel) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Sabtu
(28/2) mengumumkan pemerintahnya akan menolak untuk memberikan visa
kepada sejumlah pejabat Amerika Serikat yang ia sebut "teroris".
Para pejabat AS tersebut meliputi mantan presiden George W. Bush dan Senator Marco Rubio serta Bob Menendez.
Ketika berbicara dalam pertemuan terbuka anti-AS, Maduro mengatakan
tindakan itu diambil untuk meredakan "agresmi imperialis" dari
Washington, yang telah meningkat dalam beberapa pekan belakangan,
demikian laporan Xinhua, Minggu pagi.
"Ini adalah keputusan yang saya ambil sebagai Kepala Negara sejalan
dengan Konvensi Wina, Konstitusi Bolivar kita dan kesadaran revolusioner
rakyat Venezuela. Saya menyerukan pemberontakan dunia melawan
imperialisme AS," katanya.
Maduro menambahkan ia akan membatasi jumlah diplomat AS yang
diperkenankan bekerja di negara Amerika Selatan yang dipimpinnya dan
mengharuskan warga negara AS mengajukan permohonan visa jika mereka
ingin mengunjungi Venezuela.
Keputusan tersebut menyatakan tindakan AS mencampuri urusan dalam
negeri Venezuela telah memaksa Maduro mensahkan serangkaian tindakan
pembatasan.
Pada Sabtu (7/2) Maduro menolak "persekongkolan" baru oleh AS, yang
bermaksud menggunakan Piagam Demokratik Antar-Amerika (IDC) di
Organisasi Negara Amerika (OAS) untuk mensahkan campur tangan asing di
negerinya.
Di dalam pidato yang ditayangkan televisi, Maduro mendesak Presiden
AS Barack Obama agar memperbaiki sikapnya terhadap pemerintahnya dan
menuntut dihormatinnya kedaulatan Venezuela.
Maduro menjelaskan bahwa laporan yang diajukan pada 7 Februari oleh
Obama menunjukkan Washington akan mendukung "warga di semua negara
tempat pelaksanaan penuh demokrasi menghadapi ancaman, seperti di
Venezuela".
"Saya mengeluarkan seruan mendesak kepada semua pemerintah Amerika
Latin agar mendukung Venezuela dan menolak persekongkolan baru yang
dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap demokrasi kami," kata Presiden
Venezuela tersebut.
IDC adalah alat yang disahkan pada 2001 oleh kebanyakan pemimpin sayap-kanan OAS guna mendukung campur tangan di Karakas.
Ia mendesak rakyat Venezuela agar "terus mengatasi persekongkolan"
dan memperingatkan oposisi setempat bahwa pemerintahnya takkan
membiarkan setiap bentuk kerusuhan di negara Amerika Selatan itu.
"Amerika Latin tidak lagi menjadi halaman belakang Amerika Serikat dan Venezuela bukan lagi koloni minyaknya," kata Maduro.
Venezuela Jatuhkan Sanksi Atas Pejabat AS
Minggu, 1 Maret 2015 14:15 WIB
Ini adalah keputusan yang saya ambil sebagai Kepala Negara sejalan dengan Konvensi Wina...