Jakarta (Antara Babel) - Kelainan genital pada anak laki-laki sangat bervariasi dan pengenalan sejak dini dinilai sangat penting.
Kelainan
tersebut antara lain ukuran penis kecil (mikropenis), penis tidak
muncul atau buried penis (umumnya karena tertutup lapisan lemak di
bagian bawah perut), lubang kencing tidak normal, lubang terletak di
bagian bawah (hipospadia) dan buah zakar (testis) yang tidak turun atau
kriptorkismus.
Mikropenis
“Diagnosa mikropenis
ditegakkan jika ukuran penis anak yang baru lahir cukup bulan sangat
kecil (kurang dari 2 cm) tanpa disertai kelainan struktural penis lain,"
kata Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU (K), Ahli Urologi RS Siloam ASRI, dalam
seminar di Jakarta, Kamis.
Menurut dokter Irfan, kasus
mikropenis disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor hormonal
sejak anak masih dalam kandungan.
"Jika penyebabnya adalah
gangguan hormonal maka akan menghambat kerja androgen khususnya
testosteron dan dihidrotestosteron," kata dia.
"Hal ini terutama
akan mengganggu substansi yang bertanggung jawab dalam pembentukan organ
kelamin luar dan perkembangan karakteristik sekunder laki-laki,"
sambung dia.
Buried Penis
Namun demikian, ukuran penis
dapat juga terlihat kecil karena penis tidak muncul atau buried penis
(umumnya karena tertutup lapisan lemak di bagian bawah perut).
Dokter
Irfan mengatakan terdapat dua faktor penyebab dari kasus tersebut,
yaitu karena kelainan pada jaringan ikat dan lapisan lemak di bagian
bawah perut akibat obesitas.
"Disarankan untuk cermat dalam melihat kasus ini agar dapat memberikan terapi yang tepat," ujar dia.
Hipospadia
Sementara itu, Hipospadia memiliki pengertian lubang kencing yang tidak berada pada ujung kepala penis.
"Letak lubang kencing di bagian bawah dengan posisi yang sangat bervariasi," ujar dokter Irfan.
Penyebab
Hipospadia menurut dokter Irfan beraneka ragam, di antaranya kelainan
endokrin/ hormon, kelainan genetik 4-10 persen, faktor lingkungan
pestisida, dan paparan hormon.
Kriptorkismus
Kriptorkismus memiliki arti kelainan proses penurunan testis ke dalam kantung zakar (skrotum).
"Testis
berhenti pada salah satu lokasi penurunan testis, dapat di dalam perut,
lipat paha ataupun di atas kantung zakar," kata dokter Irfan.
Menurut
dokter Irfan, faktor resiko kelainan tersebut antara lain prematuritas,
berat badan bayi lahir rendah/ kecil masa kehamilan, letak sungsang,
diabetes dalam kehamilan, riwayat keluarga.
"Jika menyadari adanya kelainan tersebut, orangtua dianjurkan untuk mengkonsultasikannya dengan dokter," ujar dia.
Pada
kasus anak laki-laki yang memiliki kelainan genital, dokter Irfan
mengatakan orangtua harus cermat dalam merencanakan sunat untuk anak
mereka.
"Sebelum tindakan sunat dilaksanakan, haruslah dilakukan
pemeriksaan menyeluruh sebab dalam beberapa kasus khususnya buried
penis dan Hipospadia sebaiknya tidak dilakukan sunat biasa melainkan
memerlukan tindakan
rekonstruksi tersendiri," kata dokter Irfan.
Kenali Kelainan Genital Pada Anak Laki-laki
Jumat, 29 Mei 2015 15:41 WIB