Chicago (Antara Babel) - Emas berjangka di divisi COMEX New York
Mercantile Exchange berakhir naik pada Senin (Selasa pagi WIB), karena
para pedagang mulai menghargakan potensi penundaan kenaikan suku bunga
bank sentral AS.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember
menambahkan 8,6 dolar AS, atau 0,74 persen, menjadi menetap di 1.164,50
dolar AS per ounce, lapor Xinhua.
Logam mulia naik pada Senin karena pedagang bereaksi terhadap
meningkatnya keyakinan bahwa Federal Reserve AS tidak akan menaikkan
suku bunga tahun ini.
Alat CME Group Fedwatch menunjukkan probabilitas tersirat dari
peningkatan suku bunga Federal Reserve AS selama pertemuan yang
dijadwalkan 28 Oktober sangat kecil hanya delapan persen.
Alat ini juga menunjukkan probabilitas tersirat dari kenaikan suku
bunga 37 persen untuk pertemuan yang dijadwalkan 16 Desember, sementara
ada kesempatan jauh lebih tinggi untuk kenaikan suku bunga selama
pertemuan 27 Januari 2016 pada 47 persen.
Menurut alat ini, ada peluang 39 persen untuk suku bunga 0,50 persen, dan peluang 6,8 persen untuk suku bunga 0,75 persen.
Peningkatan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan
menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak
mengenakan suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak
Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang
utama, turun 0,06 persen menjadi 94,80 pada pukul 18.15 GMT.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika
dolar naik, emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan
dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Perak untuk pengiriman September naik 4,6 sen atau 0,29 persen
menjadi ditutup pada 15,864 dolar AS per ounce, sementara platinum untuk
pengiriman Oktober menambahkan 14,5 dolar AS atau 1,48 persen menjadi
ditutup pada 995,90 dolar AS per ounce.
Emas Naik Didukung Spekulasi Penundaan Kenaikan Suku Bunga AS
Selasa, 13 Oktober 2015 11:19 WIB