Yangon (Antara Babel/Reuters) - Kantor presiden sipil Myanmar pada Rabu mengatakan seorang mantan perwira menengah menjadi tersangka karena menyewa pembunuh pengacara yang memberi nasihat kepada partai yang berkuasa pimpinan peraih Hadiah Nobel Aung San Suu Kyi.
Pembunuhan Januari itu terjadi pada saat ketegangan komunal dan agama merebak kembali di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Budhha. Pemerintahan sipil yang dipimpin Suu Kyi telah memerintah selama lebih 10 bulan setelah transisi formal dari kekuasaan militer yang berlangsung selama puluhan tahun.
Operasi oleh pasukan keamanan di negara bagian Rakhine, yang banyak penduduknya beragama Islam dikenal dengan nama Rohingya, telah menyebabkan sekitar 69.000 orang menjadi komunitas yang tak memiliki negara dan mereka melarikan diri ke negara tetangganya Bangladesh, demikian perkiraan PBB.
Ko Ni, 63 tahun, yang menjadi penasihat itu merupakan seorang pengacara Muslim. Ia ditembak di bagian kepalanya di luar bandar udara internasional Yangon dalam aksi terkait politik yang jarang terjadi melanda ibu kota komersial Myanmar.
Dalam satu pernyataan, Kantor Presiden Htin Kyaw mengatakan Letnan Kolonel (Purn) Aung Win Khaing tersangka membayar kakaknya sebesar 100 juta kyat (73.000 dolar AS) untuk membunuh Ko Ni.
"Aung Win Khaing, yang diduga memberi uang untuk kejahatan itu dan kini masih buron, pernah berdinas di ketentaraan sebagai dengan pangkat terakhir letnan kolonel hingga 2014," katanya dengan menambahkan pria berusia 45 tahun itu keluar dari angkatan darat karena alasan pribadi.
Zaw Htay, seorang juru bicara kantor presiden, membenarkan pernyataan tersebut.
Kantor berita Reuters tak dapat menghubungi keluarga tersangka untuk dimintai keterangan dan belum jelas apakah ia memiliki penasehat hukum.
Militer dan kepolisian Myanmar belum segera menanggapi permintaan untuk memberi komentar mengenai hal tersebut.
CCTV memperlihatkan mantan perwira menengah itu berada di ruang kedatangan di bandara tersebut, mengecek jadwal penerbangan beberapa menit sebelum Ko Ni ditembak, demikian pernyataan itu.
Kemudian dikatakan bahwa ia mengirim pesan singkat dengan rincian pintu gerbang kedatangan pengacara tersebut kepada kakaknya Aung Win Zaw berdasarkan kesaksiannya, yang ditahan beberapa jam setelah pembunuhan bulan lalu.
Pihak berwenang juga telah menahan seorang pria bersenjata yang polisi sebutkan namanya Kyi Linn, 53 tahun, setelah sekelompok pengemudi taksi mengejar dan menagkapnya. Salah seorang pengemudi taksi ditembak dan meninggal.
Kantor Presiden: Mantan Perwira Jadi Tersangka Pembunuh Pengacara
Kamis, 16 Februari 2017 15:21 WIB
Aung Win Khaing, yang diduga memberi uang untuk kejahatan itu dan kini masih buron, pernah berdinas di ketentaraan sebagai dengan pangkat terakhir letnan kolonel hingga 2014,