Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diminta mempererat hubungan kerja sama dengan Australia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.
"Ikatan emosional antara Bangka Barat, khususnya Muntok dengan Australia bisa dijadikan peluang oleh pemerintah daerah untuk menggenjot perekonomian masyarakat dan daerah," kata Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat, Hendra Kurniady di Muntok, Kamis.
Ia mengatakan, banyaknya perawat dan warga sipil Australia yang meninggal di Muntok pada Perang Dunia II merupakan sebuah ikatan sejarah yang kuat dan harus terus dijaga kelestariannya untuk kemudian dikembangkan.
Dari ikatan emosional tersebut, kata dia, bisa dijadikan peluang untuk dikembangkan ke hal-hal lain yang bisa mempercepat kemajuan daerah.
"Peluang kerja sama bidang pariwisata, kebudayaan, pendidikan dan peningkatan investasi bisa saja digiring ke arah itu," katanya.
Hal ini disampaikan Hendra Kurniady usai kegiatan peringatan 75 tahun peristiwa Perang Dunia II yang digelar Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia yang diikuti Duta Besar Paul Grigson, Kepala Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia, Laksamana Robert Plath dan puluhan kerabat korban di Muntok.
Muntok merupakan salah satu lokasi pendaratan para penumpang kapal yang mengalami insiden pada Februari 1942, pada saat sebuah kapal yang membawa tentara Inggris yang terluka serta perawat Australia mengungsi dari Singapura.
Sesampainya di Selat Bangka yang cukup dekat dengan Muntok, kapal tersebut ditenggelamkan oleh pesawat pembom milik tentara Jepang.
Penumpang yang selamat dari pemboman tersebut berkumpul di Pantai Radji Muntok, namun tentara Jepang menolak menerima penyerahan diri kelompok tersebut dan mengeksekusi sebanyak 50 tentara dan pelaut Inggris sebelum menembak 22 perawat Australia yang dipaksa berjalan di tepi laut, sebelum dieksekusi.
Satu orang perawat bernama Vivian Bullwinkel berhasil selamat meskipun dalam kondisi terluka parah.
Atas kemurahan hati para warga di desa terdekat lokasi kejadian, Vivian dirawat selama 13 hari hingga kesehatannya pulih, namun kemudian dia menghabiskan tiga tahun berikutnya di kamp tawanan perang di Pulau Bangka dan Sumatera.
Hubungan warga desa yang gagah berani mempertaruhkan nyawa untuk menolong Vivian menjadi kisah yang cukup emosional dan mendalam bagi warga Muntok dan keluarga para korban.
Pemkab Diminta Tingkatkan Hubungan dengan Australia
Kamis, 16 Februari 2017 23:02 WIB
Ikatan emosional antara Bangka Barat, khususnya Muntok dengan Australia bisa dijadikan peluang oleh pemerintah daerah untuk menggenjot perekonomian masyarakat dan daerah,