Jakarta (Antara Babel) - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud
memuji kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Ia menyampaikan hal
tersebut saat bertemu dengan tokoh lintas agama.
"Stabilitas Indonesia merupakan buah dari semangat toleransi dan
hidup berdampingan di antara semua lapisan penduduk Indonesia. Kita
hendaknya dapat bekerja sama untuk terus menjalin komunikasi dengan
dialog di antara umat beragama agar dapat memperkuat nilai-nilai
toleransi," kata Raja Salman dalam pertemuan dengan 28 tokoh agama di
Hotel Raffles, Jakarta, Jumat.
Pertemuan itu juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menteri
Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani,
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
dan perwakilan dari agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan
Konghucu.
"Semua agama berusaha untuk menjaga hak-hak manusia dan kebahagiaan
mereka, karenanya penting untuk memerangi radikalisme dan ekstremisme
yang ada," tambah Raja Salman.
Presiden pun memperkenalkan secara singkat para tokoh lintas agama yang hadir dalam pertemuan tersebut.
"Yang Mulia, para pemimpin agama ini merupakan teladan bagi umatnya
dalam mengembangkan semangat toleransi dan sikap saling menghormati,
yang sangat penting dalam hubungan antarumat beragama di Indonesia. Hal
ini merupakan aset bangsa Indonesia, aset negara Indonesia, yang sangat
berharga dalam berkontribusi bagi perdamaian, utamanya perdamaian
dunia," kata Presiden.
Tokoh agama Katolik dan juga Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia
Mgr Ignatius Suharyo menyampaikan terima kasih kepada pemerintah
Indonesia yang telah memprakarsai dialog antarumat beragama tersebut.
"Bagi kami, umat Katolik, perjumpaan ini merupakan suatu peristiwa
yang sangat simbolik, bagian bagi sejarah bangsa Indonesia Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Peristiwa ini mengingatkan saya kepada
beberapa tonggak sejarah bangsa Indonesia ini, mulai dari kebangkitan
nasional tahun 1908, disusul dengan Sumpah Pemuda tahun 1928, dan
proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945 dengan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945," kata Suharyo.
Sementara itu pemuka agama Budha, Suhadi Sanjaya menyampaikan harapan
kepada Raja Salman untuk turut aktif menciptakan perdamaian dan
kebahagiaan bagi seluruh umat manusia.
"Tentu harapan kami kepada Sri Baginda dengan segala kebijakan dan
kewibawaannya bisa menciptakan perdamaian di dunia dan kebahagiaan bagi
seluruh umat manusia. Semoga Sri Baginda selalu dibekali dengan
kesehatan dan panjang umur," kata Suhadi.
(Baca: Raja Salman terkesan dengan keberagaman di Indonesia)
Mewakili agama Konghucu, Uung Sendana, berharap agar pertemuan serupa itu dapat kembali dilakukan di masa mendatang.
"Inisiatif pertemuan semacam ini dari Yang Mulia, dengan dukungan
dari pemerintah Indonesia, sungguh menyentuh hati kami semua. Semoga ini
bisa menyebar dan menginspirasi semua orang sehingga bukan saja
hubungan Arab Saudi-Indonesia menjadi semakin erat, tetapi juga hubungan
antaragama menjadi lebih erat pula," ungkap Uung.
Perwakilan dari agama Hindu yaitu Wisnu Bata Tenaya bahkan
mempersembahkan sesanti dari Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Empu
Tantular kepada Raja Salman. Isi dari Kitab tersebut tertulis kalimat
"Bhinneka Tunggal Ika".
"Yang mulia Raja Salman dan Presiden Joko Widodo, izinkan kami dari
umat Hindu Indonesia turut menyampaikan salam baik kami. Sebenarnya
dasar satu kesatuan yang ingin dicapai dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, keharmonisan seperti ini yang ingin kita terus terapkan untuk
berbangsa yang lebih baik, menuju dunia damai, sejahtera dan bahagia.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa memberikan petunjuk dan jalan yang
terbaik untuk membangun kerja sama antar kedua negara," kata Wisnu.
Selanjutnya Ketua Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Henriette
Lebang yang mewakili umat Kristen Protestan meminta agar kerja sama
antara Arab Saudi dan Indonesia dapat menjadi semakin erat dan
bersama-sama negara lain menciptakan peradaban yang saling menghargai
sesama manusia.
"Peran Yang Mulia sangat penting dalam bersama-sama dengan pemimpin
negara-negara menciptakan peradaban dunia yang ditandai dengan
persaudaraan, sikap saling menghargai, sekalipun kita bangsa-bangsa di
dunia ini berasal dari pelbagai latar belakang sosial, suku, bahasa, dan
budaya. Semoga kerja sama di antara Arab Saudi dan Indonesia semakin
erat," kata Henriette.
Mewakil umat Islam, Azyumardi Azra yang juga mantan Rektor
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah menyambut baik ajakan
Raja Salman untuk memerangi radikalisme dan ekstremisme karena
mendukung stabilitas ekonomi dan politik Indonesia.
"Indonesia beruntung bisa memiliki stabilitas ekonomi dan politik
sehingga dengan demikian bisa memajukan kehidupan bangsa dan negara.
Karena itulah Indonesia bersama dengan Arab Saudi menyambut baik
himbauan dari Raja Salman agar kerja sama di antara kedua negara ini
dalam menghadapi radikalisme dan terorisme senantiasa diperkuat," kata
Azyumardi.
Sebelum bertemu dengan para pemuka lintas agama, Presiden terlebih
dahulu mengundang Raja Salman dalam jamuan teh di ruangan yang berbeda.
Dalam jamuan teh yang dimulai pukul 14.00 WIB ini, Presiden menyerahkan
foto album yang memuat foto-foto Raja Salman selama berada di Istana
Kepresidenan Bogor dan Istana Kepresidenan Jakarta.
(Baca juga: Raja Salman dan corak keberislaman yang baik)
Raja Salman Puji Kerukunan Antarumat Beragama Indonesia
Jumat, 3 Maret 2017 20:55 WIB