Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo memaparkan tiga tahapan
pembangunan nasional menuju Visi Indonesia 2045 dalam Rapat Kerja
Nasional XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal itu saat membuka Rakernas
HIPMI yang digelar di salah satu hotel berbintang di Jakarta Selatan,
Senin.
Presiden mengatakan, ketiga tahapan pembangunan tersebut terbagi
atas sepuluh tahun pelaksanaan. Tahapan pertama yang menjadi pondasi
bagi seluruh tahapan yang ada ialah mengenai pembangunan infrastruktur.
"Yang pertama, sebagai fondasi, kita akan bangun infrastruktur. Ini sangat penting sekali," ujar Presiden.
Pembangunan infrastruktur menjadi program andalan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sebab, dengan pembangunan infrastruktur ini, Indonesia hendak meningkatkan daya saingnya.
"Tahapan pertama pembangunan infrastruktur ini betul-betul harus
fokus dan kita selesaikan. Dengan inilah kita bisa memperkuat daya saing
kita. Biaya logistik dan transportasi akan jauh lebih murah sehingga
nantinya harga-harga juga bisa bersaing dengan produk-produk dari luar,"
ungkapnya.
Sejumlah proyek pembangunan tengah dikerjakan oleh pemerintah hingga
kini. Sebut saja pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan
ketenagalistrikan, jalan tol, bandara, dan juga pelabuhan terus dikebut
oleh pemerintah.
"Pelabuhan kita kerjakan tiga shift. Di Kuala Tanjung, Makassar New
Port, Tanjung Priok, dan tahun ini akan kita mulai di Sorong. Karena
tanpa itu jangan berharap kita bisa bersaing di era keterbukaan yang
tidak bisa kita hambat lagi," tutur Jokowi.
Namun, Presiden Joko Widodo berpesan agar pembangunan yang dilakukan juga menyentuh sumber daya manusianya.
Tahun 2030 hingga 2035 kelak, Indonesia akan mendapatkan bonus
demografi di mana Indonesia akan lebih banyak ditopang oleh 52 persen
penduduk dengan usia produktif.
Inilah yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia agar dapat bersaing dengan negara lainnya.
"Kalau pembangunan SDM bisa kita kerjakan, itu akan jadi sebuah
kekuatan besar kita. Tetapi kalau kita gagal melaksanakan pembangunan
SDM, akan menjadi beban negara yang sangat besar. Oleh sebab itu saya
mengingatkan, siapapun nanti pemimpinnya, yang namanya pembangunan SDM
menjadi kunci dalam rangka menghantarkan kita kepada Indonesia emas di
2045," ucapnya.
Sementara itu, yang menjadi tahapan kedua dalam pembangunan nasional
nantinya ialah industri pengolahan yang berbasis pada bahan-bahan
mentah.
Pengolahan barang mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi ini
sesungguhnya telah disampaikan Kepala Negara dalam sejumlah kesempatan.
Hal itu dipercaya akan memberikan nilai tambah tersendiri bagi produk-produk hasil industri Indonesia.
"Pada tahapan itu jangan ada dari kita yang berjualan barang mentah.
Semuanya harus minimal barang setengah jadi. Kelapa sawit, jangan
sampai kita nanti kirimnya CPO terus. Turunan dari CPO harus dikerjakan
semuanya, entah sabun, minyak goreng, kosmetik, silakan. Tapi jangan
sampai kirim lagi dalam bentuk raw material. Jagung juga sama, jangan
sampai kita kirim dalam bentuk mentah. Buat makanan, makanan ternak,
semuanya harus masuk ke industri pengolahan seperti itu," ujar Presiden,
menegaskan.
Adapun yang menjadi tahapan terakhir menuju visi Indonesia Emas 2045
ialah pada pengembangan industri jasa. Termasuk di antara industri
tersebut ialah pengembangan pada sektor pariwisata Indonesia.
"Kekuatan kita di Indonesia ini sebenarnya adalah di industri
pariwisata. Anak-anak muda masuklah ke industri ini karena amat
menjanjikan. Sekarang kita baru membangun sepuluh destinasi wisata yang
baru. Masuklah ke sana," kata Presiden.
Presiden Jokowi Paparkan Tiga Tahap Pembangunan Kepada HIPMI
Senin, 27 Maret 2017 19:34 WIB