Wakatobi (Antara Babel) - WWF-Indonesia mengajak pelaku sektor pariwisata
agar turut mengawasi secara aktif wilayah konservasi perairan melalui
teknologi aplikasi "Marine Buddies" di Taman Nasional Wakatobi (TNW),
Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
"Pelaku di sektor pariwisata di Wakatobi punya potensi besar bisa
membantu mengawasi konservasi di taman nasional ini. Apalagi jika nanti
fiber optik sudah masuk sehingga jaringan telekomunikasi akan sangat
lancar," kata Southern-Eastern Sulawesi Project Leader WWF-Indonesia
Sugiyanta dalam kegiatan sosialisasi aplikasi "Marine Buddies", di
Wakatobi, Rabu.
Para pelaku sektor pariwisata, katanya, diharapkan bisa mulai
menyosialisasikan kepada para wisatawan yang datang untuk berpartisipasi
menggunakan aplikasi "Marine Buddies" tersebut, sehingga saat
infrastruktur telekomunikasi di Wakatobi semakin baik akan banyak yang
berpartisipasi mengawasi kawasan konservasi perairan ini.
"Dengan keterbatasan sumber daya manusia untuk mengawasi 1,3 juta
hektare kawasan taman nasional ini tentu siapa saja yang berpartisipasi
menggunakan aplikasi ini bisa membantu. Wisatawan seperti penyelam yang
datang bisa membantu melaporkan kondisi apa yang dilihatnya di satu
lokasi yang belum tentu petugas dari taman nasional pernah ke sana,"
ujar dia.
Harapannya, menurut Sugiyanta, data yang diperoleh melalui aplikasi
tersebut bisa segera ditindaklanjuti oleh kementerian terkait, atau bisa
menjadi dasar kebijakan untuk memperbaiki daerah konservasi tersebut.
Data tersebut juga tentu akan terkumpul di WWF.
Sebelumnya Kepala Bappeda Kabupaten Wakatobi Saediman mengapresiasi
aplikasi yang bisa memperoleh informasi tentang keadaan Taman Nasional
Wakatobi tersebut. Ia berharap informasi dan data yang dihasilkan juga
bisa dibagikan ke pemerintah kabupaten sebagai informasi untuk
perbaikan.
Aktor yang juga merupakan penggiat kegiatan luar ruang Ramon Tungka
yang ikut menyosialisasikan aplikasi "Marine buddies" kepada kelompok
ekowisata dari Kaledupa di Pulau Hoga, Wakatobi, menyampaikan apresiasi
kepada kaum muda Desa Sombano dan Desa Pajam di Pulau Kaledupa,
Wakatobi, yang menjalankan ekowisata meski tanpa bantuan atau bimbingan
pemerintah daerah.
Manfaat aplikasi ini jika aktif digunakan para pelaku wisata hingga
wisatawan di Wakatobi, menurut dia, selain dapat membantu pengawasan
wilayah konservasi, otomatis juga menjadi motivasi bagi para pelaku
sektor pariwisata memperbaiki pelayanan dan menjaga kondisi lokasi
mereka sendiri untuk menarik wisatawan lokal maupun asing.
Pengawasan dengan menggunakan aplikasi ini menjadi bagian dari
kampanye bertajuk #TemanTamanLaut oleh WWF-Indonesia yang bertujuan
untuk fokus melakukan pengawasan dan perlindungan karena kawasan
konservasi maupun lindung di perairan.
Sebelumnya, menurut SBS
Coordinator WWF-Indonesia Noverica W, aplikasi ini juga sudah
disosialisasikan di Alor, Nusa Tenggara Timur, yang juga menjadi bagian
dari Kawasan Konservasi Perairan Nasional Laut Sawu.
Teknologi aplikasi komunikasi dan informasi tersebut baru dapat
diunduh oleh pemilik telepon pintar berbasis android sedangkan untuk iOS
baru akan tersedia di Mei 2017.
Aplikasi ini otomatis dapat
bekerja ketika pengguna masuk di salah satu dari 165 kawasan konservasi
bahari di Indonesia seperti di Pulau Weh, Buleleng, Wakatobi, Alor,
hingga Raja Ampat, sehingga laporan yang diberikan akan akurat berasal
dari pengamatan langsung di lapangan.
Kontribusi masyarakat melalui penilaian dari aplikasi ini diharapkan
dapat ditindaklanjuti oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), untuk
mewujudkan pengelolaan kawasan yang efektif dan bermanfaat, ujar dia.
WWF Ajak Pelaku Pariwisata Wakatobi Awasi Konservasi
Rabu, 12 April 2017 16:51 WIB