Jakarta (Antara Babel) - Perbanyaklah menulis dan menerbitkan warta yang
sarat dengan pesan optimistis dan perkokohlah terus upaya membela
kebenaran dan kebersamaan menjadi dua tips yang diutarakan Wakil
Presiden Jusuf Kalla dalam menangkal persebaran informasi bohong atau
hoax di media sosial.
"Hindari berita-berita yang pesimistis dan
perbanyak berita-berita yang optimistis dalam membangun negara," kata
Wapres ketika peluncuran jaringan wartawan Anti Hoax (Jawarah) dan acara
anugerah Hari Pers Nasional 2017 yang digelar di Istana Wapres,
Jakarta, Jumat.
Ia menyatakan bahwa hoax telah menjadi
keprihatinan nasional, untuk itu diperlukan peran prokatif dari
komunitas pers nasional untuk secara bersama-sama menanggulangi hoax dan
menyegarkan kembali ruang publik dengan menulis dan menerbitkan
berita-berita yang faktual dan menyejukkan.
(Baca juga: Menkominfo: hoax bukan hanya isu nasional)
Wapres
kemudian menunjuk bahwa masyarakat Indonesia sekarang ini rata-rata
menggunakan gawai selama dua sampai empat jam sehari, salah satunya
untuk berselancar di media sosial.
Ia kemudian mengutarakan
pengalamannya ketika diberitahu bahwa ada berita di medsos yang
menyebutkan bahwa, Wapres Kalla memberi respons mengenai pemberian bunga
papan yang membanjiri Balai Kota Jakarta pekan ini.
"Saya tidak
pernah memberi komentar soal bunga, kalau soal bunga bank iya...kalau
soal pemberian bunga, toh itu urusan pedagang bunga," kata Wapres
menegaskan.
Wapres juga berharap kepada Jawarah agar siap membela kebenaran dan menegakkan kebersamaan dalam menangkal hoax.
"Perlu heroisme dalam merespons upaya menangkal hoax, dengan dilatarbelakangi upaya membela kebenaran," kata Wapres menegaskan.
Tujuan
pendirian Jawarah, yakni membantu masyarakat untuk mengatasi
ketidakpastian dan kebingungan akibat persebaran hoax. Caranya, membantu
dengan memverifikasi hoax yang beredar dalam waktu yang cepat.
Jawarah
dibentuk di pusat dan di tingkat provinisi, karena hoax bermunculan
dengan isu-isu daerah. Jawarah merupakan himpunan yang terdiri dari
unsur wartawan, pemimpin redaksi dan ahli media, tokoh pemerintah dan
Dewan Pakar.
(Baca juga: Ciptakan pendeteksi berita hoax, pelajar Indonesia juarai Microsoft Cup)
Dua Tips Wapres Jusuf Kalla Tangkal Hoax
Jumat, 28 April 2017 22:54 WIB