Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo bertemu dengan Kepala
Eksekutif Hong Kong Leung Chun-Ying untuk membicarakan optimalisasi
perlindungan tenaga buruh migran Indonesia (BMI) di Drawing Room
Government House, Hong Kong Senin itu, yang juga telah ditandantangani
pula nota kesepahaman bersama upaya perlindungan BMI yang bekerja di
Hongkong.
"Saya menyambut baik adanya nota kesepahaman ini untuk
memperkuat perlindungan terhadap buruh migran Indonesia," kata Presiden
dalam pertemuan sekitar 30 menit itu.
Presiden Jokowi
mengatakan, ada 172.826 warga negara Indonesia yang bermukim di Hong
Kong dan turut menyumbang perekonomian daerah administratif ini.
Jokowi berterimakasih kepada pemimpin Hong Kong yang telah melindungi WNI di Hong Kong.
"Saya
mengucapkan terima kasih atas upaya Yang Mulia dalam melindungi warga
negara Indonesia di Hongkong. Saya yakin bahwa Yang Mulia akan terus
memberikan perhatian dan perlindungan kepada warga negara kami," kata
Presiden kepada Pemimpin Hongkong yang sudah dua kali menjabat Kepala
Eksekutif itu.
Leung Chun-Ying menyampaikan bahwa Indonesia
adalah mitra penting Hong Kong. Ia berharap hubungan yang diperkuat
tidak hanya hubungan pemerintah dengan pemerintah (G to G), tapi juga
"business to business" (B to B).
"Hal yang tidak kalah pentingnya adalah hubungan people to people," kata Chun-Ying.
Demikian
pula sektor perdangan dan investasi merupakan hal penting yang perlu
terus ditingkatkan karena posisi Hong Kong sebagai hub yang berhubungan
dengan China daratan dan dunia.
Chun-Ying juga menyampaikan komitmen pemerintah Hong Kong dalam meningkatkan perhatian dan perlindungan BMI.
"Para pekerja dari Indonesia adalah bagian dari komunitas kami," kata Chun-Ying.
Pada
bidang perdagangan dan investasi, Presiden menyampaikan bahwa Hong Kong
kini penyumbang investasi asing terbesar keempat di Indonesia.
Nilai
investasi Hong Kong di Indonesia tercatat 2,25 miliar pada 2016, naik
lebih dari dua kali lipat nilai investasi 2015 sebesar 691,2 juta dolar
AS.
"Pemerintah Indonesia berkeinginan melanjutkan perbaikan
iklim usaha yang kondusif, untuk itu saya berharap Yang Mulia dapat
mendorong sektor bisnis di Hongkong untuk berinvestasi di proyek
infrastruktur di Indonesia, termasuk yang berada di luar pulau Jawa,"
ucap Presiden Jokowi.
Di bidang perdagangan, total nilai
perdagangan kedua belah pihak meningkat dari 3,87 miliar dolar AS pada
2015 menjadi 3,91 miliar dolar AS pada 2016.
Presiden Jokowi
berharap dengan berdirinya Hongkong Economic and Trade Office (HKETO) di
Jakarta akan berkontribusi terhadap meningkatnya transaksi perdagangan
dan investasi antara Indonesia dan Hongkong, termasuk investasi sektor
industri kreatif Hongkong ke Indonesia.
"Saya juga menyambut baik
tercapainya ASEAN-Hongkong Free Trade Agreement yang akan
ditandatangani oleh menteri ekonomi negara anggota ASEAN dan Hongkong
pada semester kedua tahun ini," imbuhnya.
Pada akhir pertemuan, Presiden Jokowi menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman bersama pada bidang kebudayaan.
"Saya
yakin perjanjian ini dapat memperkuat kerja sama di bidang seni dan
budaya, meningkatkan rasa saling menghormati dan pengertian dalam
hubungan pertemanan antar warga negara kita," kata Presiden.
Setelah
menyaksikan penandatanganan Pernyataan Bersama mengenai Kerja Sama di
bidang Ketenagakerjaan antara Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan
Secretary Labor Hongkong, Presiden juga menyaksikan penandatanganan Nota
Kesepahaman di bidang Kebudayaan antara Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Dalam Negeri Hong Kong.
Turut
menyertai Presiden pada kesempatan pertemuan itu adalah Menteri Luar
Negeri Retno Marsudi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir
Effendy, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Jokowi Bicarakan Perlindungan Optimal BMI Dengan Hong Kong
Senin, 1 Mei 2017 21:24 WIB