Jakarta (Antara Babel) - Dinas intelijen Israel adalah sumber dari
informasi rahasia menyangkut kemampuan ISIS membuat bom, yang dibocorkan
oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada menteri luar negeri
dan duta besar Rusia, kata para pejabat diplomatik AS seperti dikutip
CNN.
Gedung Putih sendiri menolak mengomentari kabar ini,
demikian pula dengan Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat Ron Dermer
yang menyatakan tak akan memgomentari masalah intelijen, sebaliknya
mengungkapkan keyakinannya pada hubungan Israel dan AS.
"Israel
percaya sekali pada hubungan berbagi intelijen dengan Amerika Serikat
dan menantikan semakin dalamnya hubungan itu untuk tahun-tahuh mendatang
di bawah pemerintahan Presiden Trump," kata Dermer.
Sekretaris
Gedung Putih Sean Spicer juga tidak bisa mengomentari apakah Israel
sumber dari informasi yang dibocorkan Trump kepada Menteri Luar Negeri
Rusia Sergey Lavrov dan Duta Besar Rusia Sergey Kislyak di Ruang Oval
pekan lalu.
"Saya tidak bisa secara khusus mengomentari informasi itu," kata Spicer.
Namun dia mengaku senang atas jaminan Israel mengenai keberlanjutan kerja sama intelijen dengan pemerintahan Trump.
Menurut
CNN, negara-negara lain, termasuk negara-negara Arab, juga memasuk
informasi intelijen yang membuat AS mengeluarkan aturan larangan membawa
laptop dan barang elektronik lainnya ke kabin pesawat yang berasal dari
10 negara ke AS.
New York Times adalah media massa pertama yang
melaporkan Israel sebagai sumber intelijen dari rahasia negara yang
dibocorkan Trump kepada Rusia itu.
Israel, Sumber Rahasia Negara Yang Dibocorkan Trump Kepada Rusia
Rabu, 17 Mei 2017 11:56 WIB
Israel percaya sekali pada hubungan berbagi intelijen dengan Amerika Serikat dan menantikan semakin dalamnya hubungan itu untuk tahun-tahuh mendatang di bawah pemerintahan Presiden Trump,