Surabaya (Antara Babel) - Pabrik Semen Indonesia di Kabupaten Rembang,
Jawa Tengah akan beroperasi komersial pada Juli 2017 dan untuk
sementara waktu tidak menambang karena memperhatikan dan menghormati hasil Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
"Meski secara legal KLHS itu
tidak ada, namun kami menghormati dengan
tidak menambang, sambil menunggu kajian Kementerian ESDM," ucap
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia, Agung Wiharto, di Surabaya,
Sabtu.
"Kami masih menunggu, apakah tambang itu layak atau masuk dalam
bentang alam khas yang artinya tidak boleh ditambang, meskipun data
pendukung mengatakan itu bukan. Tapi kami hormati saja," katanya.
Di ruang publik, mencuat secara terang-terangan pro dan kontra pendirian pabrik semen di lokasi itu secara masif.
Untuk produksi di lokasi Rembang, katanya, mereka mengambil bahan dari lokasi di Tuban, Jawa Timur, ditambah dengan
beberapa bahan dari sekitar Rembang, sambil menunggu hasil kajian
Kementerian ESDM.
Ia berharap, setelah semester I/2017 atau sekitar Juli 2017 lokasi
di Rembang sudah bisa memasuki proses produksi komersial, sehingga bisa
menambah produksi sebesar 1 juta ton semen dari sana pada 2017.
"Kami punya 14 juta ton di Tuban, diharapkan ada 3 juta ton atau
kira-kira 1 juta ton dari Rembang untuk tahun ini, karena produksinya
Rembang mulai pertengahan 2017," katanya.
Pabrik Semen Indonesia di Rembang Perhatikan Kajian Lingkungan Hidup
Sabtu, 27 Mei 2017 19:48 WIB
... secara legal KLHS itu tidak ada, namun kami menghormati dengan tidak menambang...