Semarang (Antara Babel) - Anggota DPD, Bambang Sadono, mengingatkan
masyarakat Indonesia untuk tidak memperlakukan Pancasila seperti jimat.
"Kalau memperlakukan Pancasila seperti jimat, begitu mengaku
dirinya Pancasila sudah merasa lebih baik dibandingkan dengan yang
lainnya," katanya, di Semarang, Kamis.
Hal itu diungkapkan Ketua Badan Pengkajian MPR itu saat
Sosialisasi Empat Pilar MPR sekaligus buka bersama dan silaturahim di
Semarang.
Mantan sekretaris jenderal Persatuan Wartawan Indonesia itu
menegaskan nilai-nilai Pancasila harus dimengerti, dipahami, dihayati,
dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Tidak cukup, misalnya, Saya Bambang Sadono, Saya Indonesia, Saya
Pancasila. Tetapi, juga harus diamalkan," kata senator kelahiran, Blora,
30 Januari 1957 yang mewakili Jawa Tengah itu.
Belakangan memang sempat slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" mengisi banyak ruang publik di media sosial.
Pada kesempatan itu, ia mengapresiasi pembentukan Unit Kerja
Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) yang telah sesuai dengan
rekomendasi BP MPR yang dia pimpin.
Ia menilai UKP PIP hampir mirip dengan Badan Pembinaan Pendidikan
Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) yang
dibentuk pada masa Orde Baru. Semua negara maju menaruh perhatian besar
yang konsisten pada doktrinasi ideologi bangsanya.
Akan tetapi, kata Sadono, yang terpenting UKP PIP harus
mengingatkan kembali nilai-nilai Pancasila yang sebenarnya sudah ada di
tengah masyarakat untuk diamalkan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, ia juga kurang sepakat jika pembentukan UKP PIP
yang dipimpin Yudi Latif itu tugasnya membumikan Pancasila karena
seolah-olah menganggap Pancasila dari langit.
"Bung Karno dalam pidatonya pada 1 Juni 1945 di BPUPKI menegaskan,
Pancasila bukan dikarang orang pintar, dibuat oleh pemimpin, tetapi
digali dari bumi Indonesia," katanya.
Untuk membuktikan Pancasila digali dari Bumi Pertiwi, kata dia,
Bung Karno mengingatkan bahwa jika nilai Pancasila diperas dan diperas
lagi menjadi Ekasila, yakni gotong royong.
Gotong royong merupakan budaya asli Indonesia yang terdapat di
seluruh nusantara, kata dia, tetapi nilai-nilai itu sekarang yang mulai
luntur karena orang lebih mengutamakan materi.
"Makanya, nilai-nilai Pancasila sebenarnya sudah ada dalam diri
masing-masing warga Indonesia. Lalu apa yang diperlukan saat ini? Yang
diperlukan, mengingatkan kembali, bukan mengajari," kata dia.
Anggota DPD Katakan Jangan Perlakukan Pancasila Seperti Jimat
Kamis, 15 Juni 2017 23:03 WIB
Tidak cukup, misalnya, Saya Bambang Sadono, Saya Indonesia, Saya Pancasila. Tetapi, juga harus diamalkan,