Tarakan (Antara Babel) - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
mengingatkan kepada seluruh prajurit TNI dan komponen bangsa agar tidak
mengikuti ulama yang menginginkan agar bangsa Indonesia mengalami
perpecahan.
"Kalau ada yang mencoba pecah belah bangsa dan mencaci maki dengan
berpakaian ulama, pasti bukan ulama. Oleh karenanya, jangan diikuti,"
kata Panglima TNI saat berbuka puasa bersama dengan Muspida Kota Tarakan
dan 1.000 anak yatim serta 4000 prajurit di Islamic Center Tarakan,
Kalimantan Utara, Minggu.
Meskipun, lanjut dia, orang itu merupakan kiai atau ulama, namun
bila menginginkan adanya perpecahan di Indonesia berarti orang itu bukan
orang Islam asal Indonesia atau orang Indonesia yang belajar Islam di
luar negeri.
"Jadi, kalau ada orang bersorban mengaku ulama atau kiai, tetapi
berbicaara soal memecah belah bangsa, bukan kiai dari Indonesia atau
orang tersebut belajar Islam dari luar negeri," kata," katanya.
Umat Islam atau kiai asal Indonesia tidak menginginkan adanya
perpecahan dalam bangsa ini, bahkan para ulama dan kiai bersama rakyat
bersama-sama merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah.
"Sejarah kemerdekaan, bahwa yang memerdekan Indonesia bukan TNI.
Yang berjuang untuk kemerdekaan adalah rakyat Indonesia, yang mayoritas
muslim. Kalau ada yang ingin pecah belah bangsa, apalagi ingin merusak
Pancasila berarti ulama palsu. Dalam hadits disebutkan, seorang mukmin
tida boleh mencaci maki dan mengadu domba," ucap Panglima TNI.
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI mengaku senang dengan perolehan
hasil survei bahwa TNI mendapatkan kepercayaan tertinggi dari masyarakat
Indonesia.
"Bagi TNI ini bukan prestasi luar biasa, tetapi kewajiban prajurit.
TNI harus selalu dekat dengan rakyat," ucap mantan Kepala Staf TNI
Angkatan Darat (KSAD) ini.
Kedatangan Panglima TNI di Tarakan juga untuk menghadiri acara
Launching Trilateral Maritime Patrol (TMP) antara Indonesia, Malaysia
dan Filipina, di Lantamal XIII pada Senin (19/6).
Ketiga Menhan yakni Menhan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu,
Menhan Malaysia Datuk Seri Hismammudin Hussein dan Menhan Filipina
Delfin Lorenzana, dengan menyertakan para panglimanya juga menghadiri
acara itu.
(T.S037/E001)
Panglima: Jangan Ikuti Ulama Yang Ingin Perpecahan
Minggu, 18 Juni 2017 23:23 WIB