Jakarta (Antara Babel) - Pengunjung di Kepulauan Seribu, Jakarta, pasti
agak kaget mendengar kata "selingkuh" yang akrab di antara para penjaja
makanan khas di daerah tersebut.
Selingkuh tidak lain adalah nama kue khas asal Kepulauan Seribu dan
salah satu dari beberapa jajanan dengan nama yang aneh-aneh.
"Saya juga tidak tahu kenapa dinamakan kue selingkuh," kata Kulsum,
seorang pemilik warung yang menyediakan berbagai makanan khas Kepulauan
Seribu di Pulau Pramuka, Senin.
Wanita berusia sekitar 50 tahun yang akrab disapa Cucum tersebut
mengakui bahwa sejak ia mulai berdagang sekitar 30 tahun yang lalu di
kios dekat dermaga, nama kue selingkuh itu sudah akrab di telinga warga
Pulau Pramuka dan pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu.
Kulsum pun tidak merasa perlu untuk melakukan survei ilmiah untuk mengetahui lebih jauh asal usul nama tersebut.
"Dari dulu namanya begitu, ya sampai sekarang pun tidak ada yang
mempermasalahkannya. Malah terdengar unik dan membuat orang penasaran
untuk membeli," kata Kulsum sambil tertawa.
Dari puluhan penjaja makanan yang ada di Pulau Pramuka, mulai dari
nenek-nenek sampai remaja, tidak satu pun yang bisa menjawab ketika
ditanya bagaimana kue tersebut bisa dinamakan selingkuh.
"Tidak tahu ya, siapa orang yang pertama kali memberi nama kue
selingkuh itu," kata Poppy, pedagang makanan berusia sekitar 18 tahun
yang juga menempati kios di sekitar dermaga tersebut.
Kue selingkuh ternyata tidak sedahsyat namanya dan proses
pembuatannnya juga sangat sederhana. Dengan bahan baku beras yang
dibungkus dengan daun pisang serta diisi abon ikan, maka jadilah kue
selingkuh yang mirip lontong dan siap disantap.
Kue selingkuh hanyalah salah satu dari beberapa nama kue yang terdengar aneh bagi kebanyakan orang, bahkan terkesan porno.
Salah satu nama jenis kue yang barangkali tidak terbayangkan oleh
warga Jakarta dan sekitarnya adalah kue "peler berdebu". Kue tersebut
dibuat dari ubi yang ditumbuk dengan sagu, diisi dengan gula merah, lalu
dikukus.
Di tempat lain, kue tersebut mirip dengan klepon yang bisa dimakan dengan dicampuri ampas kelapa.
Barangkali karena terdengar jorok dan tidak sopan bagi mereka yang
berasal dari luar Kepulauan Seribu, nama kue itu "diperhalus" menjadi
onde-onde.
Jenis kuliner lain yang tidak kalah unik adalah "janda mengandang" dan "janda kecemplung".
Kue janda mengandang dibuat dari bahan dasar tepung beras, sagu, dan
ampas kelapa. Adonan tepung beras, sagu, dan ampas kelapa dikusus dan
setelah matang, dimakan dengan bumbu tambahan air gula merah.
Menurut penduduk setempat, janda mengandang dibuat sebagai bekal
untuk para suami yang pergi kelaut dan belum bisa dipastikan apakah
mereka akan kembali pulang ke rumah.
Sementara janda kecemplung terbuat dari tepung terigu dan gula yang
dibuat dalam bentuk bulat, lalu dikukus. Setelah matang, ia dicelupkan
dalam cairan air gula jawa lalu dicampur dengan ampas kelapa.
Dalam buku berjudul "Ringkas Sejarah Kultur Budaya Pulau Panggang
yang ditulis Sudiman, disebutkan bahwa secara umum, Kepulauan Seribu
memiliki jenis kuliner dibagi dalam empat jenis yang berbeda dan
berfungsi sesuai dengan keperluan.
Keempat jenis tersebut adalah makanan yang dikonsumsi untuk
keseharian, keperluan hajatan, perayaan Hari Raya dan untuk ritual
khusus bila ada anggota keluarga yang meninggal dunia.
Kepulauan Seribu, salah satu dari sepuluh destinasi wisata yang
menjadi prioritas utama pemerintah untuk mencapai target kunjungan 20
juta wisatawan pada 2019 secara nasional, berusaha mengembangkan
berbagai atraksi budaya untuk menarik kunjungan, termasuk kuliner,
selain keindahan pantai dan bawah laut.
Namun berdasarkan pemantaun Antara di beberapa tempat di Pulau
Pramuka saat libur Lebaran 2017, wisata kuliner yang pada umumnya
mengandalkan hasil laut, belum tertata dengan baik dan masih dikelola
secara tradisional, berbeda dengan tempat wisata lain seperti Ancol.
Masih banyak pedagang makanan yang belum memperhatikan kebersihan
dengan mengolah makanan di tempat terbuka, sehingga dikerubuti oleh
lalat.
Menikmati "Selingkuh" di Pulau Pramuka
Senin, 26 Juni 2017 22:50 WIB