Pangkalpinang (Antara Babel) - Pedagang di pasar-pasar tradisional di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengaku menderita kerugian karena sayur mudah busuk sejak curah hujan tinggi di daerah itu.
"Hujan membuat keuntungan menurun. Selain karena pembeli yang berkurang, sayuran yang mudah busuk juga menjadi faktor pemicu," ujar salah seorang pedagang sayur di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Mamat, Rabu.
Menurut dia, semua jenis sayuran mudah busuk saat musim hujan, terutama untuk jenis sayuran seperti sawi hijau, bayam, sawi putih, kol dan sayuran lainnya yang dikonsumsi pada bagian daunnya.
"Saat musim hujan berbagai jenis sayuran memang tidak tahan lama sehingga jika kita tidak segera menjualnya akan rugi karena akan busuk dan terbuang sia-sia," ujarnya.
Ia mengatakan, sayuran yang dijual tidak hanya dari petani lokal di Babel tetapi juga didatangkan dari Palembang dan Jawa.
Dalam kondisi pasokan menipis Mamat memprediksi akan terjadi kenaikan harga sayuran.
"Curah hujan tinggi yang berkepanjangan berpengaruh terhadap stok sayuran sehingga nantinya pasti akan ada kenaikan harga," ujarnya.
Harga bunga kol dan brokoli yang normalnya hanya Rp15 ribu kini Rp30 ribu per kilogram, sawi dari Rp10 ribu menjadi Rp20 ribu per kilogram, kubis dari Rp8 ribu menjadi Rp15 ribu, kentang dari Rp9 ribu menjadi Rp16 ribu per kilogram.
"Kita harus mengurangi pembelian dari agen guna menghindari risiko busuk dan tidak laku," katanya.
Pedagang Merugi Sayur Mudah Rusak Karena Hujan
Rabu, 19 Juli 2017 21:56 WIB