Manila (Antara Babel) - Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta anggota
parlemen untuk menyetujui perekrutan 20.000 lebih tentara guna
mengatasi ancaman keamanan menyusul pengepungan berdarah di daerah
perkotaan bagian selatan, ungkap juru bicaranya pada Minggu (6/8).
Hampir
700 orang telah tewas, menurut perhitungan resmi, dalam pertempuran
lebih dari dua bulan di kota selatan Marawi untuk melawan militan yang
telah berbaiat dengan kelompok ISIS.
Militan tersebut, yang
mengibarkan bendera ISIS warna hitam, menduduki beberapa bagian wilayah
Marawi sejak 23 Mei, mendorong Duterte untuk menetapkan darurat militer
di wilayah selatan Mindanao secara keseluruhan.
"Permintaan
presiden untuk pengerahan 20.000 pasukan tambahan merupakan bagian dari
tugas pengamanan kami yang semakin intensif untuk menjaga area yang
masih mendapat ancaman keamanan," ungkap juru bicara Ernesto Abella
dalam sebuah pernyataan.
"Pengerahan pasukan ke Marawi dan titik
lain di Mindanao perlu diseimbangkan untuk memastikan efektivitas secara
maksimal," tambahnya.
Militer Filipina berjumlah sekitar 125.000
dan menghadapi banyak ancaman termasuk militan yang terinspirasi oleh
ISIS di Mindanao, gerilyawan komunis yang tersebar di seluruh kepulauan
dan teritorial yang disengketakan dengan Tiongkok di Laut China Selatan,
demikian AFP.
Militer Filipina Butuh 20.000 Tentara Tambahan
Senin, 7 Agustus 2017 14:05 WIB
Permintaan presiden untuk pengerahan 20.000 pasukan tambahan merupakan bagian dari tugas pengamanan kami yang semakin intensif untuk menjaga area yang masih mendapat ancaman keamanan,