Jakarta (Antara Babel) - Pengamat ekonomi Hendri Saparini mengatakan
pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melambat belakangan ini perlu
diwaspadai oleh pemerintah mengingat produk domestik bruto (PDB)
Indonesia sebagian besar disumbang konsumsi.
"Sehingga pada saat konsumsi melambat, hal tersebut menjadi perlu
diwaspadai," kata Hendri dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan di
Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Sabtu.
Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) itu menyebutkan
bahwa melambatnya konsumsi rumah tangga dapat dilihat mulai kuartal
III-2016.
"Mulai kuartal III-2016, konsumsi ini konsisten terus tumbuh
pelan-pelan. Memang biasa tumbuhnya di antara 4,5 persen-5 persen," kata
dia.
Hendri mengatakan pemerintah perlu melihat golongan masyarakat mana
yang melakukan atau mengalami pengurangan konsumsi, baik itu dari
kelompok masyarakat atas atau justru kelompok bawah.
"Dua-duanya perlu diwaspadai. Tetapi kalau di atas, kegalauan kita
mungkin tidak sebesar kalau terjadi di kelompok bawah. Kalau 40 persen
masyarakat bawah melambat konsumsi, maka menjadi catatan penting," ucap
dia.
Lebih lanjut, Hendri mengatakan pemerintah perlu merespons fenomena
tersebut agar tidak berkelanjutan atau bahkan dapat segera membalik tren
perlambatan tersebut.
Respon pemerintah terhadap perlambatan konsumsi rumah tangga
tersebut juga dapat menjadi langkah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
Indonesia semester II-2017.
"Pelambatan ini harus segera dibalik. Jangka pendeknya, jangan
lanjutkan dulu kenaikan tarif dasar listrik (TDL) karena penaikan TDL
Rp100 ribu saja dapat mengurangi konsumsi yang signifikan. Kalau
pemerintah memang ingin mendorong konsumsi, TDL naiknya nanti dulu,"
ujar Hendri.
Ia juga meminta pemerintah mempercepat pembagian kartu bantuan
sosial agar dapat segera digunakan oleh masyarakat golongan bawah untuk
belanja.
"Juga perlu ciptakan optimisme. Jangan ada kebijakan fiskal atau
kebijakan pajak yang membuat orang berpikir untuk konsolidasi," kata
Hendri.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi
Indonesia di triwulan II-2017 sebesar 5,01 persen dan konsumsi rumah
tangga tercatat tumbuh 4,95 persen (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan angka pertumbuhan tersebut cukup
bagus meskipun sedikit di bawah ekspektasi mengingat perekonomian global
yang masih tidak menentu dan harga komoditas global yang menurun.
"Dengan bukti bahwa konsumsi rumah tangga tumbuh 4,95 persen, maka
konsumsi masyarakat Indonesia masih bagus, tidak ada penurunan daya
beli," kata dia.
Pengamat: Perlambatan Konsumsi Perlu Diwaspadai
Sabtu, 12 Agustus 2017 23:52 WIB