Jakarta (Antara Babel) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Jumat pagi, bergerak menguat tipis sebesar empat poin
menjadi Rp13.354 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.358 per dolar
Amerika Serikat (AS).
"Dibacakannya nota keuangan RAPBN 2018 yang mengindikasikan
optimisme pemerintah terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia menjadi
salah satu faktor yang menjaga fluktuasi rupiah cenderung menguat," kata
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa dalam RAPBN 2018, belanja pemerintah pusat
sebesar Rp1.443,3 triliun akan diarahkan untuk mendukung pencapaian
sasaran pembangunan, pengentasan kemiskinan dan kesenjangan, pembenahan
sektor unggulan, kinerja aparatur negara, pelayanan masyarakat serta
pertahanan keamanan dan demokrasi.
"Diharapkan sasaran-sasaran itu dapat dicapai dan beberapa
pencapaian yang telah ditargetkan dapat menjaga laju rupiah," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, adanya anggapan dari sebagian pelaku
pasar bahwa bank sentral AS (The Fed) belum akan menaikkan suku bunga
acuannya dalam waktu dekat turut menopang rupiah di area positif.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang relatif masih
stabil turut menjaga mata uang berbasis komoditas seperti rupiah.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude berada di posisi 47,05 dolar AS
per barel, dan Brent Crude di level 50,97 dolar AS per barel.
Rupiah Jumat Pagi Menguat Jadi Rp13.354 per Dolar
Jumat, 18 Agustus 2017 11:02 WIB
Dibacakannya nota keuangan RAPBN 2018 yang mengindikasikan optimisme pemerintah terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi rupiah cenderung menguat,