Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah
Indonesia masih akan terus mengirim bantuan kepada penduduk etnis
Rohingya di Myanmar.
"Insya Allah minggu depan kita kirimkan lagi, minggu depannya kita
kirimkan lagi karena kita mendengar keadaan lapangan sangat membutuhkan
terutama makanan, obat-obatan, makanan siap saji, tenda-tenda yang
sangat kurang di lapangan," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka
Jakarta, Rabu.
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut saat bertemu sekitar
40 orang ulama dari Jawa Tengah. Presiden didampingi Menteri Sekretaris
Kabinet Pratikno.
Pada hari ini Presiden Joko Widodo juga melepaskan pengiriman lebih
dari 20 ton bahan pangan sebagai bantuan kemanusiaan bagi pengungsi
Rohingya di Bangladesh. Bantuan itu diangkut dengan menggunakan empat
pesawat C130 Hercules milik TNI AU dari Pangkalan Udara Halim
Perdanakusuma, Jakarta.
"Pemerintah sebetulnya sudah sejak awal meminta penjelasan yang
konkret dari pemerintah Myanmar (terkait kondisi pengungsi) dan pada
bulan Januari-Februari yang lalu kita pun juga sudah mengirimkan bantuan
kontainer, tidak hanya 1-2 kontainer kalau tidak salah ingat kurang
lebih 10-an kontainer yang kita kirimkan baik berupa obat-obatan dan
makanan," tambah Presiden.
Selain itu, Presiden juga sudah mengutus Menteri Luar Negeri Retrno
Marsudi untuk mendesak pemerintah Myanmar tetap mengutamakan nasib para
pengungsi.
"Karena ini memang berkaitan dengan sejarah politik yang ada di sana,
dengan urusan ekonomi yang ada di sana, sebetulnya masalah yang sangat
kompleks," ungkap Presiden.
Salah satu hal yang disyukuri menurut Presiden adalah pemerintah
Indonesia diberikan ruang oleh pemerintah Myanmar dan Bangladesh untuk
masuk ke lokasi pengungsian.
"Kita juga sudah membuat sekolah di sana di Rakhine State dan kita
Insya Allah akan mendirikan rumah sakit di Rakhine State menjadi RS
terbesar di sana karena itu sebetulnya yang dibutuhkan, bukan
kecaman-kecaman atau pernyataan-pernyataan yang keras tidak
menyelesaikan masalah," tambah Presiden.
Apalagi menurut Presiden hanya pemerintah Indonesia yang diberikan ruang oleh pemerintah Myanmar untuk menyalurkan bantuan.
"Alhamdulilah hanya pemerintah Indonesia yang diberikan ruang untuk
bisa masuk ke lokasi kejadian di Myanmar itu. Saya kira kita masih ingin
mengirimkan bantuan lagi ke sana," ungkap Presiden.
Bantuan Indonesia sebelumnya diberikan pada Januari-Februari 2017
menggunakan kontainer yang dikirim melalui jalur laut dan memakan waktu
hingga berminggu-minggu.
"Karena (bantuan sebelumnya terkirim) lama, maka tadi pagi kita sudah
kirimkan lewat pesawat Hercules. Kita antarkan langsung ke lokasi
pengungsi meskipun dari airport di sana menuju ke lokasi pengungsi
membutuhkan waktu darat 6-7 jam lagi karena kondisi perbatasan Myanmar
dan Bangladesh sangat berat. Kalau pakai kontainer kemarin bisa sampai
2-3 minggu baru barang-barang sampai, sehingga karena ini kebutuhan
mendesak maka tadi pagi kita kirimkan melalui pesawat," jelas Presiden.
Dalam pengangkutan bantuan ini, Banda Aceh dijadikan "base camp"
transit pengiriman bantuan. Rute penerbangan pesawat akan singgah di
Banda Aceh sebelum ke Bandara Citagong di Bangladesh.
Indonesia Masih Akan Kirim Bantuan Untuk Rohingya
Rabu, 13 September 2017 22:28 WIB