Jakarta (Antara Babel) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menegaskan Indonesia
dapat menjadi negara maju dan bersaing dengan negara-negara maju di
dunia jika mampu menyelesaikan tiga agenda besar bangsa.
"Ketiga agenda besar tersebut adalah, mengejar ketertinggalan
bangsa dalam berbagai bidang, menyejahterakan ekonomi rakyat, serta yang
paling krusial adalah menjahit kembali merah putih," kata Zulkifli
Hasan saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan
ratusan anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), di Gedung
MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Sabtu.
Hadir pada acara tersebut antara lain, Ketua Umum ICMI Jimly
Asshiddiqie, Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng KH Shalahuddin Wahid,
dan ratusan Delegasi Perwakilan ICMI dari seluruh Indonesia.
Menurut Zulkifli Hasan, sang saka Merah Putih yang telah dikibarkan
sejak proses perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, saat ini telah
terkoyak oleh berbagai kesalahpahaman dan paham yang merusak bangsa
Indonesia.
"Ada yang beranggapan beragama berarti jauh dari berbangsa, tunduk
pada ajaran agama dianggap tidak setia pada paham kebangsaan. Ini
pandangan yang keliru," tambah Zulkifli.
Ketua Dewan Pakar Pusat ICMI periode 2015-2020 ini menegaskan,
Pancasila yang merupakan ideologi negara Indonesia memiliki nilai-nilai
luhur bangsa dan sejalan dengan semua ajaran agama di Indonesia.
Menurut Zulkifli, kesalahpahaman dalam mengartikulasikan, memahami,
serta mengimplementasikan paham keagamaan dan kebangsaan tersebut,
adalah hal yang sangat serius dan dapat berdampak negatif jika terus
dibiarkan.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menegaskan, hal yang
lebih membahayakan adalah ketika kesalahpahaman tersebut masuk dalam
arena kontestasi politik, seperti pilkada dan pemilu.
"Pemahaman yang keliru tersebut digunakan untuk mengkotak-kotakan
rakyat sesuai pilihan politik baik itu parpol atau kepala daerah,"
katanya.
Zulkifli mengingatkan, dalam kontestasi politik, baik pilkada
maupun pemilu, menang atau kalah adalah hal biasa dalam berdemokrasi.
Calon yang menang maupun yang kalah, kata dia, hendaknya menerima
hasil pemilu dan pilkada dan kemudian bersama kembali setelah usai
kontestasi politik.
"Jangan sampai calon yang kalah, tidak menerima kekalahan dan
kemudian memprovokasi rakyat untuk menjadi terpecah-belah," katanya.
Di hadapan Dewan Pakar ICMI, Zulkifl Hasan mengungkapkan bahwa
faktanya di Indonesia paham keagamaan dan kebangsaan saling menopang,
menjadi pemeluk agama yang taat adalah jalan menjadi warga negara yang
baik.
Bahkan dalam ajaran agama Islam, kata dia, mencintai tanah air adalah bagian dari iman.
MPR: Selesaikan Tiga Agenda Indonesia Negara Besar
Sabtu, 23 September 2017 21:33 WIB
Ada yang beranggapan beragama berarti jauh dari berbangsa, tunduk pada ajaran agama dianggap tidak setia pada paham kebangsaan. Ini pandangan yang keliru,