Museum Timah Indonesia mengandeng travel agent nasional untuk mempromosikan dan menjual paket wisata sejarah di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, guna meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan manca negara di daerah itu.

"Saat ini sudah ada dua travel agent Jakarta yang bersedia mempromosikan dan berkunjung ke daerah ini," kata Kepala Museum Timah Indonesia Muhammad Taufik di Pangkalpinang, Rabu.

Menurut dia kerja sama dengan travel agent ini salah satu upaya untuk mempromosikan potensi wisata sejarah di Pulau Bangka dan sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan di Museum Timah Indonesia.

"Mereka tidak hanya menjual paket wisata, tetapi juga akan membawa wisatawan dan ini akan berdampak baik terhadap peningkatan kunjungan wisatawan di museum ini," ujarnya.

Ia mengatakan  jumlah kunjungan wisatawan selama Januari hingga Februari 2019 sebanyak 4.069 orang dengan rincian wisatawan nusantara 4.040 orang dan manca negara hanya 29 orang.

Jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Museum Timah Indonesia pada Januari 2019 sebanyak 721 orang dan Februari meningkat mencapai 3.319 orang. Sementara itu, jumlah wisatawan manca negara selama Januari 2019 sebanyak 13 orang dan Februari 16 orang.

Sementara itu, jumlah pelajar Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, SLTA dan Perguruan Tinggi selama Januari dan Februari 2019 sebanyak 9.525 orang dengan rincian Januari 2019 sebanyak 3.565 orang dan meningkat pada Februari 2019 menjadi 5.960 orang.

"Kita optimistis dengan adanya kerja sama ini kunjungan wisatawan berkunjung ke museum ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 28.136 orang," katanya.

Menurut dia, Museum Timah Indonesia merupakan museum teknologi pertimahan yang dikelola PT Timah Tbk. Museum ini didirikan pada 1958 untuk mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung.

Museum Timah Indonesia menempati sebuah gedung bersejarah yang awalnya adalah rumah dinas Hoofdt Administrateur Bangka Tin Winning (BTW).

"Pada masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, Hatta dan para pemimpin tinggi Republik Indonesia diasingkan ke Bangka mengadakan perundingan dengan utusan PBB (Komisi Tiga Negara) pada 1948 di gedung tersebut. Pada pertemuan ini akhirnya mengantarkan pada kedaulatan Belanda pada Republik Indonesia pada 1949," kata Taufik.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019