Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Biologi melakukan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Hayati (POH) dan fermentasi pakan ikan kepada sejumlah kelompok tani di Tanjung Pandan, Belitung.
"Pelatihan dijadwalkan selama beberapa hari bertujuan agar petani memiliki kemampuan membuat sendiri pupuk dikarenakan bahannya mudah didapatkan sehingga biaya pemupukan jauh lebih murah," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati di Tanjung Pandan, Sabtu.
"Selain kami memberikan pelatihan produksi POH dan pakan ikan. Kami juga menyerahkan alat teknologi produksi," tambahnya.
Menurut dia, LIPI melalui Pusat Penelitian Biologi senantiasa menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitiannya guna mendukung prioritas nasional pengembangan pariwisata dan ketahanan pangan.
"Upaya yang dilakukan adalah memberikan pelatihan hasil penelitian sehingga dapat diaplikasikan masyarakat untuk memperkuat pengembangan potensi daerah terutama memperkuat perekonomian masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, POH milik LIPI memiliki keunggulan mampu menyuburkan secara alami, meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit serta memelihara kesehatan tanah.
POH itu juga cocok digunakan pada lahan-lahan bekas galian tambang karena memiliki keunggulan mikroba tanah yang mencapai 10 bila dibandingkan pupuk yang beredar hanya memiliki tiga mikroba tanah saja.
"Sudah kami lakukan di lahan-lahan bekas tambang di berbagai tempat seperti di Kalimantan dan hasilnya cocok," katanya.
Ia berharap, pelatihan serta penyerahan alat produksi tersebut dapat digunakan oleh petani dengan sebaik mungkin, ia juga mendorong agar petani untuk menggunakan pupuk organik dan mengurangi pupuk pestisida.
"Teknologi yang kami berikan tadi, bisa dipergunakan oleh kelompok tani, walaupun hanya satu set alat produksi. Tetapi ini bisa mengundang kelompok tani lainnya. Kami harapkan teknologi ini bisa ditularkan ke kelompok tani lain," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Pelatihan dijadwalkan selama beberapa hari bertujuan agar petani memiliki kemampuan membuat sendiri pupuk dikarenakan bahannya mudah didapatkan sehingga biaya pemupukan jauh lebih murah," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati di Tanjung Pandan, Sabtu.
"Selain kami memberikan pelatihan produksi POH dan pakan ikan. Kami juga menyerahkan alat teknologi produksi," tambahnya.
Menurut dia, LIPI melalui Pusat Penelitian Biologi senantiasa menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitiannya guna mendukung prioritas nasional pengembangan pariwisata dan ketahanan pangan.
"Upaya yang dilakukan adalah memberikan pelatihan hasil penelitian sehingga dapat diaplikasikan masyarakat untuk memperkuat pengembangan potensi daerah terutama memperkuat perekonomian masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, POH milik LIPI memiliki keunggulan mampu menyuburkan secara alami, meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit serta memelihara kesehatan tanah.
POH itu juga cocok digunakan pada lahan-lahan bekas galian tambang karena memiliki keunggulan mikroba tanah yang mencapai 10 bila dibandingkan pupuk yang beredar hanya memiliki tiga mikroba tanah saja.
"Sudah kami lakukan di lahan-lahan bekas tambang di berbagai tempat seperti di Kalimantan dan hasilnya cocok," katanya.
Ia berharap, pelatihan serta penyerahan alat produksi tersebut dapat digunakan oleh petani dengan sebaik mungkin, ia juga mendorong agar petani untuk menggunakan pupuk organik dan mengurangi pupuk pestisida.
"Teknologi yang kami berikan tadi, bisa dipergunakan oleh kelompok tani, walaupun hanya satu set alat produksi. Tetapi ini bisa mengundang kelompok tani lainnya. Kami harapkan teknologi ini bisa ditularkan ke kelompok tani lain," ujarnya.
Editor : Adhitya SM
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019