Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), secara bertahap menargetkan kasus stunting di daerah itu mencapai angka nol persen atau "Zero Stunting" pada 2023.

"Sasaran target capaian "Zero Stunting" yang kami tetapkan sesuai dengan data progres penurunan yang cukup signifikan," kata Kepala Bappeda Kabupaten Bangka, Pan Budi Marwoto di Sungailiat, Selasa.

Kebijakan konstruktif dilakukan Pemkab Bangka untuk memaksimalkan target tersebut melalui intervensi spesifik maupun memperluas cakupan partisipasi intervensi sensitif.

"Bukan hal mustahil kami akan mampu mencapai target nol persen, karena berbagai dasar keberhasilan di lapangan mampu diwujudkan seperti data dari hasil Riskesdas 2018 angka stunting di Kabupaten Bangka sebesar 18,2 persen mengalami penurunan sebesar 14,07 persen," jelasnya.

Bahkan, lanjut dia dari pendataan secara mandiri berdasarkan data pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) dari Dinas Kesehatan setempat, tercatat 6.627 anak usia di bawah dua tahun yang diukur terdapat 8,9 persen atau 588 anak stunting, angka tersebut jauh lebih kecil dari pada hasil Riskesdas 2018.

"Intervensi sensitif kami perkuat dengan harapan mampu memberikan advokasi pemahaman kepada masyarakat karena persoalan ini menjadi salah satu penyebab tertinggi terjadinya stunting," tambahnya.

Catatan terbaik Pemkab Bangka pada tingkat nasional, kata dia adalah masuk 10 besar kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang berhasil menurunkan angka stunting.

Bahkan, sebut Budi Marwoto Pemkab Bangka satu-satunya daerah di Indonesia yang terlebih dahulu membangun kerja sama yang dituangkan dalam "Memorandum of Understanding" (MoU) dengan Kementerian Agama (Kemenag) Bangka dan salah satu organisasi wartawan.

"Langkah cepat yang kami lakukan tersebut, sebagai pembuktian komitmen dalam penanganan stunting melalui intervensi sensitif," ujarnya.
 

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019