Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus berupaya meningkatkan produktivitas komoditas pertanian khususnya pangan dan produksivitas lahan pedesaan melalui pelaksanaan kegiatan tanam serentak pengembangan produk unggulan pedesaan (Prukades) Tanaman Padi di KPB Desa Batu Betumpang Kabupaten Bangka Selatan.

"Kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari penandatangan kerjasama antara Pemprov dengan Kemendes PDTT guna Mengembangkan Prukudes tanaman padi  khususnya diareal KTM Batu Betumpang," kata Gubernur Babel, Erzaldi Rosman Djohan di Toboali, Selasa.

Menurut dia, Bangka Selatan memiliki wilayah persawahan yang paling luas di Provinsi Bangka Belitung, untuk itu Bumi Junjong Besaoh dijadikan lumbung padi negeri serumpun sebalai.

"Bangka Selatan areal persawahannya paling luas, untuk itu saya bersama sama dengan Bupati ingin segera merealisasikan daerah itu sebagai lumbung padi Bangka Belitung," katanya.

Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer mengatakan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki, jadi kebutuhan pangan di suatu daerah mutlak harus dipenuhi.

Untuk itu Dalam rencana kerja pemerintah, ketahanan pangan termasuk salah satu prioritas yang harus dilaksanakan.

Menurut dia, setiap tahun jumlah penduduk semakin meningkat yang sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan. Dalam menghadapi tantangan kebutuhan pangan tersebut diperlukan kesamaan persepsi, keterpaduan teknologi dan sinkronisasi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

"Saya bersyukur, luas sawah saat ini mencapai 14.789 hektare yang merupakan salah satu produk unggulan kawasan perdesaan. Walaupun dari luasan itu, sekitar 7.968 hektare belum bisa ditanami secara optimal karena kendala belum berfungsinya tata kelola air akibat belum adanya jaringan irigasi," katanya.

Pada tahun ini, tercatat luas tanam padi sawah di Basel sampai dengan bulan Juli seluas 2.610, panen seluas 4.227,75 dan fuso seluas 492,25 hektare. Khususnya padi sawah terjadi peningkatan luasan fuso yang diakibatkan banjir dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

"Hal ini karena terjadinya anomali iklim yang berakibat meningkatnya curah hujan dan distribusi curah hujan yang berdampak serius terhadap kelangsungan pertumbuhan tanaman padi. Selain itu juga irigasi yang tersedia belum berfungsi sebagaimana mestinya, akan berdampak pada gagalnya pencapaian swasembada beras yang merupakan produk unggulan perdesaan di Basel. Bagi pemkab, swasembada beras sudah didepan mata, apabila potensi luasan sawah itu dapat dioptimalkan maka hal tersebut bukan impian," katanya.

Pewarta: Eko SR

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019