Sinar Mas Agribusiness and Food berhasil meraih capaian lanjutan perusahaan pada bidang kunci seperti kemamputelusuran dan transformasi rantai pasok, pendekatan bentang alam untuk konservasi hutan dan pelestarian keanekaragaman hayati pada 2018.

Siaran pers Sinar Mas Agribusiness and Food yang diterima Antara, Rabu, menyebutkan sejak mencatat 100 persen kemamputelusuran hingga ke perkebunan untuk pabrik kelapa sawit (PKS) miliknya sendiri pada 2017, perusahaan telah bekerja sama dengan pemasok pihak ketiga dalam rangka memajukan TTP untuk PKS pemasok.

Selanjutnya, pada akhir 2018, lebih dari 50 pemasok telah melaporkan pencapaian TTP secara penuh. Bila digabung dengan PKS milik perusahaan, hal ini berarti lebih dari 60 persen rantai pasok kelapa sawit perusahaan telah sepenuhnya dapat ditelusuri hingga ke tempat asal buah sawit.

Komitmen perusahaan terhadap kemamputelusuran akan terus berlanjut. Pada 2019, perusahaan  membantu para pemasok menjadi produsen minyak kelapa sawit berkelanjutan melalui kegiatan lokakarya "Ksatria Sawit".

Perusahaan mengumpulkan berbagai pemasok seperti dealer dan pabrik untuk mendapatkan pelatihan dan pendampingan. Kegiatan tersebut dilaksanakan beberapa provinsi di tanah air seperti Riau, Lampung, Sumater Utara, Aceh, Jambi dan Bangka.

Upaya kemamputelusuran ini telah membuahkan kerja sama lebih erat dan keterlibatan peran bersama dengan pemasok pihak ketiga perusahaan, yang sangat penting artinya dalam mewujudkan transformasi rantai pasok.

Hasil dari kerja sama yang erat bersama para pemasok ini telah menunjukkan hasil nyata dalam mendukung pelestarian kawasan hutan seluas 65.000 hektare oleh para pemasok.

"Kemamputelusuran memegang kunci dalam upaya perusahaan yang lebih luas untuk membantu pemasok menuju arah yang lebih baik. Melalui pelibatan peran yang lebih mendalam, kami mendukung dan melatih pemasok untuk meningkatkan dan menerapkan praktik-praktik yang lebih baik. Ini membantu Perusahaan mengurangi risiko rantai pasok sekaligus membuat industri sawit lebih tangguh sekaligus bertanggung jawab," kata Managing Director SSSE, Sinar Mas Agribusiness and Food, Agus Purnomo.

Sinar Mas Agribusiness and Food juga mencatatakan sejumlah kemajuan pada upaya perencanaan konservasi bersama masyarakat. Hingga saat ini, lebih dari 20 desa telah ambil bagian dalam Perencanaan Konservasi Partisipatif dengan 13 desa di antaranya berkomitmen untuk melindungi kawasan hutan seluas lebih dari 7.000 hektare.

"Ini di luar upaya pelestarian perusahaan untuk kawasan konservasi seluas 72.000 hektare, yang kurang lebih setara dengan luas wilayah Singapura," katanya.

Ia mengatakan, untuk mengantisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (KARHUTLA), perusahaan berkolaborasi dengan masyarakat melalui Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).

Program ini menurutnya, memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya KARHUTLA, melakukan konservasi hutan dan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan Pertanian Ekologis Terpadu (PET).

"Hingga saat ini sebanyak 32 desa yang tersebar di Jambi, Kalbar, Kalteng Riau dan Bangka telah bergabung dalam program tersebut," ujarnya.

Dikatakanya, inisiatif perusahaan dalam konservasi hutan, pelestarian keanekaragaman hayati, peningkatan

produktivitas dan transformasi rantai pasok ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan PBB (SDGs).

"Secara khusus, Sinar Mas Agribusiness and Food mendukung target yang ditetapkan dalam SDG 2, 12 dan 15," katanya.
 

Pewarta: Try Mustika Hardi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019