Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup melakukan identifikasi dan penelitian tanaman gaharu yang ada di hutan Pelangas, Kabupaten Bangka Barat.
"Kegiatan ini kami lakukan untuk mengetahui kualitas dan tingkat kerapatan tanaman gaharu alami yang ada di hutan itu," kata peneliti ahli madya Balai Besar Penelitian, Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Liliek Haryjanto di Mentok, Kamis.
Kegiatan identifikasi ini dilakukan karena di Indonesia sudah tidak banyak lagi ditemukan pohon gaharu yang tumbuh alami atau bukan hasil budi daya.
Pohon-pohon gaharu di hutan Pelangas ini nantinya akan diseleksi berdasarkan banyaknya buah dari pohon tersebut, dan pohon yang menghasilkan buah banyak dan dianggap baik akan dijadikan sebagai pohon induk.
"Di hutan Pelangas saat ini masih ditemukan banyak pohon gaharu yang tumbuh subur dan alami," ujarnya.
Pohon gaharu alami atau bukan hasil budidaya di Kabupaten Bangka Barat berdasarkan pengambilan sampel pada April 2019 dinyatakan terbaik tumbuh kembangnya untuk di Pulau Bangka.
"Berdasarkan hasil identifikasi itu,ke depan akan dibuat pengembangan dengan membangun taman dan pusat pembibitan khusus gaharu yang kemungkinan besar di tempatkan di Desa Pelangas," katanya.
Kepala Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan KPHP Rambatmenduyung, Ardianeka berharap setelah dilakukan identifikasi oleh Kementerian LHK melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan tersebut selanjutnya akan dilakukan penyuntikan inokulan terhadap pohon gaharu yang tumbuh alami di hutan Desa Pelangas tersebut.
"Penyuntikan inokulan ini untuk melihat tingkat keberhasilan dibandingkan dengan suntikan inokulan dari pohon hasil budidaya," katanya.
Jika langkah tersebut berhasil, hasilnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan tentunya bisa dilakukan pemungutan PNBP.
Selain itu, pohon yang sudah diseleksi akan digunakan sebagai pohon induk untuk sumber benih.
Pohon gaharu yang ada di hutan Desa Pelangas ini merupakan tegakan alam yang sangat baik penampilannya sehingga layak dijadikan sebagai sumber benih dengan kelas tegakan kategori teridentifikasi.
"Kami berharap pola kerja sama lintas sektor ini bermanfaat dan bisa menjadikan hutan Desa Pelangas sebagai sumber produksi benih gaharu berkualitas untuk budidaya di Pulau Bangka," katanya.
Penelitian di hutan Desa Pelangas dilaksanakan Dishut Babel tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi, serta Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Kegiatan ini kami lakukan untuk mengetahui kualitas dan tingkat kerapatan tanaman gaharu alami yang ada di hutan itu," kata peneliti ahli madya Balai Besar Penelitian, Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Liliek Haryjanto di Mentok, Kamis.
Kegiatan identifikasi ini dilakukan karena di Indonesia sudah tidak banyak lagi ditemukan pohon gaharu yang tumbuh alami atau bukan hasil budi daya.
Pohon-pohon gaharu di hutan Pelangas ini nantinya akan diseleksi berdasarkan banyaknya buah dari pohon tersebut, dan pohon yang menghasilkan buah banyak dan dianggap baik akan dijadikan sebagai pohon induk.
"Di hutan Pelangas saat ini masih ditemukan banyak pohon gaharu yang tumbuh subur dan alami," ujarnya.
Pohon gaharu alami atau bukan hasil budidaya di Kabupaten Bangka Barat berdasarkan pengambilan sampel pada April 2019 dinyatakan terbaik tumbuh kembangnya untuk di Pulau Bangka.
"Berdasarkan hasil identifikasi itu,ke depan akan dibuat pengembangan dengan membangun taman dan pusat pembibitan khusus gaharu yang kemungkinan besar di tempatkan di Desa Pelangas," katanya.
Kepala Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan KPHP Rambatmenduyung, Ardianeka berharap setelah dilakukan identifikasi oleh Kementerian LHK melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan tersebut selanjutnya akan dilakukan penyuntikan inokulan terhadap pohon gaharu yang tumbuh alami di hutan Desa Pelangas tersebut.
"Penyuntikan inokulan ini untuk melihat tingkat keberhasilan dibandingkan dengan suntikan inokulan dari pohon hasil budidaya," katanya.
Jika langkah tersebut berhasil, hasilnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan tentunya bisa dilakukan pemungutan PNBP.
Selain itu, pohon yang sudah diseleksi akan digunakan sebagai pohon induk untuk sumber benih.
Pohon gaharu yang ada di hutan Desa Pelangas ini merupakan tegakan alam yang sangat baik penampilannya sehingga layak dijadikan sebagai sumber benih dengan kelas tegakan kategori teridentifikasi.
"Kami berharap pola kerja sama lintas sektor ini bermanfaat dan bisa menjadikan hutan Desa Pelangas sebagai sumber produksi benih gaharu berkualitas untuk budidaya di Pulau Bangka," katanya.
Penelitian di hutan Desa Pelangas dilaksanakan Dishut Babel tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi, serta Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019