Sebanyak enak desa di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memiliki layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial guna meningkatkan kegemaran membaca dan kesejahteraan bagi masyarakat di pedesaan.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kabupaten Bangka Surtam, di Sungailiat, Jumat (23/8) mengatakan keenam desa yang sudah memiliki layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial yakni, Desa Kimak, Pemali, Merawang, Rebo, Kayu Besi dan Desa Kapuk.

"Perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat menyediakan informasi dan fasilitas belajar yang berperan penting mendorong peningkatan literasi masyarakat," katanya.

Dia mengakuinya, sekarang ada tren orang gemar membaca, tetapi membaca naskah pendek seperti, sms, twitter, instagram, membaca buku dianggap sebagai obat tidur, namun perpustakaan berbasis inklusi mampu mengembangkan potensi keberagaman budaya dengan menghargai buku.

"Saya berharap, secara bertahap perpustakaan berbasis inklusi sosial dapat dikembangkan di desa lainnya selain dari enam desa tersebut," ujarnya.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Bangka Mina mengatakan, sebanyak enam desa sebagai percontohan memiliki perpustakaan berbasis inklusi sosial serta diharapkan bisa bertambah ke desa lainnya.

"Seluruh desa diharapkan sudah bertransformasi ke perpustakaan berbasis inklusi sosial, untuk mengenal berbasis inklusi sosial harus memiliki komitmen, bahwa perpustakaan itu apa, dan inklusi sosial itu apa tentu harus memahaminya," jelasnya.

Menurut dia, masyarakat memiliki hak dalam memperoleh layanan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan. Literasi mempunyai peranan penting dalam mendorong kesejahteraan masyarakat, dan perpustakaan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan literasi masyarakat.
Literasi merupakan hak dan memberikan manfaat yang nyata, yang didapat melalui pendidikan sekolah maupun program literasi untuk orang dewasa "adult literacy".

"Kita memahami perpustakaan ada kegiatan literasi dan berinklusi sosial, inklusi pendekatan basis sistem sosial, bagaimana upaya kita menempatkan manusia dengan kemampuannya kemandiriannya, Perpustakaan sebagai alat, wadah karya tulis, karya rekam dan karya cetak," ungkapnya.

Ia menyarankan agar pengelola perpustakaan di desa harus mempunyai inovasi dengan cara membangun kerja sama semua pemangku kepentingan dan mengajak warga memanfaatkan perpustakaan dengan cara melaksanakan berbagai kegiatan terkait perpustakaan.

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019