Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman mengingatkan para lulusan Akademi Keperawatan Pangkalpinang (Akper) untuk tidak terlalu berbangga diri setelah diwisuda.

"Dengan diwisuda, berarti ada tantangan untuk menuju kompetisi dan harapan ke depan. Kelulusan dari Akper Pangkalpinang adalah bukti untuk dapat merawat dan melayani orang," kata Erzaldi Rosman, saat menghadiri sidang senat terbuka, Wisuda Angkatan XXIII Akper Pangkalpinang Program Studi DIII Keperawatan Tahun Akademik 2018/2019, di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan, wisuda merupakan moment penting, karena lahirnya ilmuwan muda yang siap berkompetisi menghadapi tantangan global. Toga sebagai energi bagi kebahagiaan orang tua.

"Saya bahagia dan bangga kalian adalah asset bangsa dan daerah ini. Bagi orang tua kalian lebih dari sekedar aset tersebut. Untuk itu, selesai wisuda ini peluk orang tua dan ucapkan terima kasih karena kalian baru saja masuk dalam awal untuk meniti masa depan," ujarnya.

Erzaldi berharap semua lulusan Akper juga dapat meningkatkan kemampuan, begitu juga para dosen, perbanyak kegiatan seperti seminar, dan bila perlu segera tingkatkan untuk membuka Program Studi Strata Satu.

Hal itu dikarenakan kemajuan harus dibarengi dengan teknologi. Perawat sekarang harus mampu melayani dengan memanfaatkan teknologi, seperti pemanfaatan smartphone.

"Era digitalisasi, sangat cepat berubah. Hari ini 4.0 di Indonesia, tapi di negara lain sudah 5.0. Tantangan ke depan itu berat, kalian harus siap, dan ini akan terjawab dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan karakter," ujarnya.

Erzaldi juga menjelaskan, proses rekrutmen perawat di Pemprov Babel, dimana dari 30 tenaga yang dibutuhkan, sebanyak 1000 perawat yang mendaftar. Hal ini membuktikan ketatnya persaingan saat ini.

Pemprov Babel berupaya dengan pendidikan vokasi melalui kerjasama dengan pihak luar negeri, seperti di bidang keperawatan. Pihaknya akan coba menerima lansia dari China, setiap musim dingin mereka menetap selama 6 bulan di suatu kawasan kompleks, termasuk proses keperawatan.

"Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan berbahasa asing. Perawat juga harus memiliki keahlian khusus dalam melayani lansia," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019