Ratusan peserta dari seluruh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memeriahkan lomba permainan tradisional gasing yang diselenggarakan di kawasan Pantai Baturakit Mentok, Kabupaten Bangka Barat.
"Kegiatan lomba olah raga tradisional ini kami gelar sebagai upaya menjaga kelestarian budaya sekaligus ajang promosi pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, Suwito di Mentok, Kamis.
Menurut dia, permainan gasing merupakan salah satu permainan tradisional masyarakat Melayu yang berkembang cukup baik di Pulau Bangka, namun saat ini sudah mulai ditinggalkan generasi muda.
Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi menjadi salah satu penyebab permainan yang memiliki nilai luhur tersebut terkikis dan mulai ditinggalkan generasi muda, kata Suwito.
"Permainan ini merupakan salah satu ciri khas budaya Melayu, melalui kegiatan ini kami harapkan mampu meningkatkan minat dan peran generasi muda dalam menjaga kelestariannya," katanya.
Dalam lomba yang digelar selama empat hari, sejak Kamis (17/10) tersebut diikuti sebanyak 120 peserta, terdiri dari 96 peserta putra dan 24 perempuan, dari dalam dan luar Kabupaten Bangka Barat.
Peserta dari luar daerah, seperti dari Kabupaten Belitung Timur dan Bangka Tengah yang ikut berpartisipasi menambah semarak perlombaan permainan tradisional yang masuk dalam kalender pariwisata Kabupaten Bangka Barat.
"Peserta dari luar kabupaten sebanyak 46 orang, kami berharap tahun depan bisa bertambah, bahkan dari Malaysia dan beberapa negara lain yang serumpun akan kami undang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Kegiatan lomba olah raga tradisional ini kami gelar sebagai upaya menjaga kelestarian budaya sekaligus ajang promosi pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, Suwito di Mentok, Kamis.
Menurut dia, permainan gasing merupakan salah satu permainan tradisional masyarakat Melayu yang berkembang cukup baik di Pulau Bangka, namun saat ini sudah mulai ditinggalkan generasi muda.
Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi menjadi salah satu penyebab permainan yang memiliki nilai luhur tersebut terkikis dan mulai ditinggalkan generasi muda, kata Suwito.
"Permainan ini merupakan salah satu ciri khas budaya Melayu, melalui kegiatan ini kami harapkan mampu meningkatkan minat dan peran generasi muda dalam menjaga kelestariannya," katanya.
Dalam lomba yang digelar selama empat hari, sejak Kamis (17/10) tersebut diikuti sebanyak 120 peserta, terdiri dari 96 peserta putra dan 24 perempuan, dari dalam dan luar Kabupaten Bangka Barat.
Peserta dari luar daerah, seperti dari Kabupaten Belitung Timur dan Bangka Tengah yang ikut berpartisipasi menambah semarak perlombaan permainan tradisional yang masuk dalam kalender pariwisata Kabupaten Bangka Barat.
"Peserta dari luar kabupaten sebanyak 46 orang, kami berharap tahun depan bisa bertambah, bahkan dari Malaysia dan beberapa negara lain yang serumpun akan kami undang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019