Pengusaha Jepang meminati hasil kerajinan rajutan Belinyu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, karena berkualitas dan dirajut secara tradisional oleh perajin di pulau timah itu.

"Saat ini, 100 rajutan sarung telepon genggam dalam tahap penyelesaian untuk dikirim ke Jepang," kata Perajin rajutan asal Belinyu, Meryanti saat menerima bantuan Program Kemitraan PT Timah Tbk di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan pengusaha dari Jepang ini sangat tertarik dengan rajutan Belinyu, karena halus, memiliki motif kedaerahan dan dirajut secara tradisional atau tidak mengguna mesin.

"Sebetulnya, permintaan rajutan sarung handphone ini mencapai ribuan unit, namun karena jumlah tenaga kerja terlatih yang terbatas terpaksa tawaran tersebut ditolak," ujarnya.

Menurut dia saat ini jumlah perajin rajutan yang terlatih hanya 15 orang, sehingga untuk memenuhi permintaan ribuan sarung handphone rajutan tersebut membutuhkan waktu lama.

"Kita hanya sanggup memenuhi permintaan 100 unit saja dan itu membutuhkan waktu satu bulan lebih," katanya.

Ia mengaku menolak tawaran ribuan rajutan sarung handphone, karena tidak sanggup memenuhi permintaan dalam jumlah banyak tersebut, apalagi waktu penyelesaiannya ditentukan oleh pengusaha dari Jepang tersebut.

"Kami takut untuk mengambil orderan dari pengusaha tersebut, pada hal ini sangat menjanjinkan untuk meningkatkan usaha dan pendapatan perajin," katanya.

Ia menambahkan ekspor rajutan ini berkat PT Timah Tbk yang selalu membantu pelaku usaha dalam mempromosikan dan memasarkan kerajinan khas daerah ini.

"Kami sangat terbantu dan mudah-mudahan PT Timah Tbk selalu diberikan kelancaran dalam meningkat produksi timahnya," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019