Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) mengucurkan dana CSR sebesar Rp31 miliar sepanjangan tahun 2019 guna memandirikan masyarakat di sekitar tambang di daerah itu.

"PPM memiliki delapan program unggulan yang berbasis pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasional untuk mencapai kemandirian ekonomi masyarakat dari proses penambangan hingga paska tambang," kata Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk, Anggi Siahaan, Jumat.

Ia mengatakan, melalui delapan program unggulan PPM, yakni bidang kesehatan, pendidikan, pendapatan ril, kemandirian ekonomi, sosial budaya, kelembagaan, lingkungan dan infrastruktur dilakukan secara berkelanjutan dan terintegrasi sesuai dengan prinsip sustainable development goals (SDGs).

Dalam bidang kesehatan, program PPM mengedepankan preventif dan kuratif melalui kegiatan dokter masuk desa memberikan pelayanan dan penyuluhan bagi masyarakat untuk mengimplementasi gerakan dan pola hidup sehat.

Bidang Pendidikan, PT Timah sejak tahun 2000 telah melakukan program beasiswa pendidikan asrama di SMAN 1 Pemali, saat ini sudah ada 700 peserta didik yang menerima beasiswa ini.

Para penerima beasiswa untuk masyarakat tidak mampu di wilayah operasional PT Timah yang diharapkan nantinya dengan bekal pendidikan dapat meningkatkan wawasan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Dalam bidang pendidikan juga diberikan bantuan pendidikan vokasi dan beasiswa pendidikan umum.

Untuk sektor pendidikan tahun 2019, PT Timah menggelontorkan Rp 6,3 miliar, melalui beasiswa pendidikan dan vokasi diharapkan dapat membantu meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) dan dapat meningkatkan kualiatas Sumber Daya Manusia.

"Melalui program beasiswa unggulan di SMAN 1 Pemali kita mencoba berkontribusi, para siswa yang mendapatkan bantuan ini siswa yang kurang mampu dan PT Timah membiayai kebutuhan sekolah hingga kelas XII dan semeseter 1 saat memasuki perguruan tinggi,” kata Anggi.

Selain itu kata Dia, Emiten berkode TINS turut mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat, diantaranya di Desa Bukit Layang, Sungailiat yang telah membantu memetakan potensi desa memberikan bantuan alat produksi dan rumah UMKM bagi masyarakat sekitar.

"Program PPM ini berkelanjutan dan memberikan dampak bagi masyarakat luas, kita mulai dari misalnya melihat potensi desa, lalu kita bantu apa yang menjadi kebutuhan, deengan prinsip berkelanjutan," ujarnya.

Sektor lingkungan dan kelembagaan, PT Timah melibatkan komunitas masyarakat mulai dari lingkungan terkecil untuk membangun kesadaran pentingnya bersama menjaga lingkungan dan mengoptimalkan lingkungan. Komunitas yang sudah digandeng diantaranya, komunitas lingkungan, komunitas seni, dan lainnya.

Tahun 2019 ini juga, PPM telah membantu merevitalisasi rumah ibadah, penambahan sarana dan prasarana rumah ibadah, dan kegiatan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan total anggaran sebesar Rp 12 miliar.

Dalam bidang infrastruktur PT Timah telah membangun Fasilitas air bersih bagi masyarakat Desa Topang, kecamatan Rangsang, Riau yang manfaatnya dirasakan untuk masyarakat satu desa. Dalam pengerjaannya, PT Timah melibatkan masyarakat untuk saling bergotong royong. Tahun ini, PPM juga melaksanakan pembangunan tiga unit rumah sehat bagi masyarakat tidak mampu.

"Menjalankan CSR tidak hanya sebatas memenuhi tanggungjawab perusahaan, tapi memaksimalkan pemberdayaan yang berujung pada kemandirian ekonomi masyarakat. Tidak hanya itu, memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia memang sudah selayaknya dan hal ini selaras dengan Noble Purpose MIND ID," katanya.

Dikatakannya, TINS serius dalam urusan penanganan CSR, anggota indeks KOMPAS100 menjadi perusahaan tambang pertama di Indonesia yang menyelesaikan dokumen Rencana Induk Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat (RIPPM) periode 2019-2029.

"Dalam implementasinya kami terus berupaya untuk mengintegrasikan kegiatan pertambangan dengan kesejahteraan ekonomi masyarakat sesuai prinsip SDGs,” kata Anggi.

Salah satu penerima beasiswa pendidikan PT Timah di SMAN 1 Pemali, Dalvina mengatakan melalui program beasiswa ini dirinya bisa mengenyam pendidikan secara gratis tanpa harus membebankan orangtua yang sangat lemah secara ekonomi.

Dulunya, Ia sempat berpikir untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA karena terkendala biaya, namun berkat bantuan ini dirinya mengikuti seleksi dan berhasil meraih beasiswa ini.

"Ibu saya kerja serabutan, kadang ngelimbang, ayah saya sakit. Saya sempat berpikir enggak mau sekolah SMA karena mikir biaya, kasian ibu saya. Tapi karena ada beasiswa ini dan kami biaya buku, sekolah semua ditanggung, bekuranglah beban orang tua saya. Saya berharap, program beasiswa yang sangat bagus ini akan terus berlanjut, agar orang yang kesulitan ekonomi seperti saya ini semakin banyak bisa sekolah,” ujarnya.

Pewarta: Try Mustika Hardi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020