Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat perekonomian Babel pada triwulan I 2020 tumbuh melambat 1,35 persen dibandingkan triwulan I 2019 yang mencapai 2,81 persen karena sektor usaha pertambangan bijih timah yang mengalami pertumbuhan negatif.

"Perlambatan kinerja perekonomian ini karena lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar 7,91 persen serta industri pengolahan bijih timah terkontraksi 2,86 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan beberapa lapangan usaha di Kepulauan Bangka Belitung mengalami pertumbuhan yang tinggi, namun kontribusinya relatif kecil sehingga andil pada sumber pertumbuhan juga kecil terhadap ekonomi masyarakat di negeri penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia ini.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 15,38 persen, diikuti informasi dan komunikasi 13,98 persen, dan pengadaan air 13,00 persen.

"Selama ini lapangan usaha sektor pertambangan dan pengolahan bijih timah ini memiliki kontribusi cukup besar, namun tahun ini mengalami pertumbuhan negatif," ujarnya.

Menurut dia dengan penurunan harga timah dunia yang terjadi di triwulan I-2020 menurunkan harga beli bijih timah oleh perusahaan smelter, sehingga masyarakat enggan melakukan penambangan bijih timah karena harga belinya yang sangat murah.

"Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di berbagai belahan dunia membuat produksi komoditas strategis seperti logam timah, karet dan lada mengalami penurunan karena berkurangnya permintaan dari negara lain yang biasanya menjadi tujuan pemasaran komoditas ini," katanya.

Ia menambahkan struktur PDRB Kepulauan Bangka Belitung atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2020 masih didominasi oleh lima lapangan usaha utama yakni pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 19,07 persen.

Selanjutnya, industri pengolahan sebesar 18,38 persen, perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,82 persen, konstruksi sebesar 10,63 persen, dan pertambangan dan penggalian sebesar 8,55 persen.

"Dari data tersebut terlihat bahwa pertumbuhan yang tinggi terjadi pada lapangan usaha yang kontribusinya tidak dominan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat daerah ini," katanya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020