Salah seorang warga Pangkalpinang yang merupakan pelanggan PLN, Endang mengaku bahwa tarif listrik PLN di rumahnya hingga saat ini biasa-biasa saja. Hal itu diungkapkannya saat sedang bersantai di warungnya. 

"Sampai sekarang, apalagi ada pandemik COVID-19 ini listriknya biasa saja, tidak ada kenaikan. Kami pakai listrik prabayar, biasanya seminggu beli token Rp200 ribu sekarang pun sama lah Rp200 ribu juga, gak ada perubahan, seminggu juga habis," ujar Endang. 

Sementara itu, Senior Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Babel, Nimrod Gordon Sitorus memastikan bahwa tidak ada kenaikan tarif listrik.

"Jadi, tagihan listrik ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu pemakaian dikalikan dengan tarif listrik. Sejak tahun 2017, tarif listrik tidak mengalami kenaikan," kata dia. 

Artinya, besar kecilnya tagihan listrik dipengaruhi oleh pemakaiannya. 

Hal tersebut senada dengan yang dirasakan oleh Yadi, Warga Desa Tanggan, Mentok Bangka Barat. Ia mengakui bahwa tagihan listriknya sedikit meningkat karena pemakaiannya juga meningkat selama pandemi COVID-19. 

"Untuk pemakaian kWh kami memang ada kenaikan dibanding bulan lalu. Karena selama corona, saya dan istri work from home (WFH) jadi lebih banyak di rumah. Sehingga pemakaian seperti AC dan kipas angin bertambah, karena panas juga siang-siang di rumah. Makanya pemakaian kWh juga naik," katanya. 

Sementara itu, PLN juga memastikan tidak melakukan subsidi silang dalam pemberian stimulus COVID-19 kepada pelanggan 450 VA dan 900 VA bersubsidi, karena stimulus diberikan oleh Pemerintah. 

Lebih dari itu, semua keluhan yang masuk pun sudah ditangani oleh PLN Babel. Tercatat sebanyak 63 pelanggan terdampak sudah ditangani 100 persen.

Pewarta: Try Mustika Hardi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020