Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat perekonomian Babel pada triwulan II-2020 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) Rp17,84 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) Rp12,85 triliun atau turun 4,98 persen dibandingkan triwulan II tahun sebelumnya.

"Penurunan pertumbuhan ekonomi terjadi pada sebagian lapangan usaha, karena dampak COVID-19," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkal Pinang, Kamis.

Ia mengatakan penurunan atau kontraksi pertumbuhan yang terbesar terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 30,17 persen, jasa perusahaan 22,56 persen, jasa lainnya terkontraksi sebesar 17,39 persen serta jasa keuangan dan asuransi terkontraksi 13,38 persen.

"Dampak pandemi Covid-19 paling dirasakan oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan, karena banyaknya masyarakat yang takut untuk bepergian menggunakan angkutan umum selama pandemi," katanya.

Selain itu, adanya pembatasan bahkan penghentian penerbangan dan pelayaran, larangan mudik saat Hari Raya Idul Fitri serta terhambatnya ekspor berbagai komoditas strategis Kepulauan Bangka Belitung mengakibatkan terjadinya kontraksi yang dalam pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan.

"Ini berpengaruh terhadap penurunan kinerja lapangan usaha jasa perusahaan yang di dalamnya termasuk usaha biro/agen perjalanan dan jasa persewaan kendaraan," ujarnya.

Selain itu, selama pandemi Covid-19 banyak usaha jasa hiburan, tempat rekreasi, jasa kebugaran, dan jasa perorangan yang ditutup sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Pada lapangan usaha Jasa Keuangan, adanya pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap menurunnya kinerja perbankan yang tercermin dari penurunan pertumbuhan aset perbankan seiring dengan menurunnya pertumbuhan penyaluran kredit baik kredit modal kerja maupun kredit konsumsi.

Menurut dia meskipun sebagian besar lapangan usaha mengalami kontraksi, namun masih ada lapangan usaha yang tumbuh positif secara y-on-y. Namun lapangan usaha dengan pertumbuhan positif tertinggi adalah informasi dan komunikasi yang tumbuh 16,44 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh 5,65 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 3,38 persen serta pengadaan listrik dan gas 2,72 persen.

"Selama pandemi berlangsung, masyarakat lebih banyak melakukan aktivitas di rumah secara online, sehingga mendorong peningkatan penggunaan layanan internet oleh masyarakat yang pada akhirnya menjadi pendorong pertumbuhan yang signifikan pada lapangan usaha informasi dan komunikasi," katanya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020