Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengimbau nelayan tradisional untuk mewaspadai gelombang tinggi 2,5 meter disertai angin kencang, karena dapat membahayakan keselamatan kapal nelayan daerah itu.

"Ketinggian air laut yang disertai angin kencang ini sudah membahayakan keselamatan kapal nelayan tradisional berukuran kecil dan belum dilengkapi alat keselamatan yang memadai," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel, Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Sabtu.

Ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG Kota Pangkalpinang yang berlaku Minggu (23/8), tinggi gelombang di Selat Karimata berkisar 0,5 hingga 2,5 meter dengan kecepatan angin 10 hingga 45 kilo meter per jam.

Tinggi gelombang di perairan Bangka Selatan berkisar 0,5 hingga 2 meter, kecepatan angin 10 hingga 45 km/jam, Utara Bangka 0,5 hingga 1,25 meter, kecepatan angin 10 hingga 40 km/jam, Selat Gelasa 0,5 hingga 1,5 meter dengan kecepatan angin 10 hingga 40 km/jam, Selat Bangka 0,25 hingga 1,0 meter dengan kecepatan angin 10 hingga 35 km/jam.

"Kami berharap nelayan sebelum melaut untuk memperhatikan kondisi cuaca, apabila cuaca kurang baik diharapkan untuk tidak memaksakan melaut," katanya.

Menurut dia potensi gelombang tinggi di perairan Pulau Bangka dan Belitung karena adanya awan cumulonimbus yang dapat menyebabkan tinggi gelombang bertambah dan ekstrim.

"Kami meminta nelayan waspada, jangan sampai terjadi kecelakaan kapal seperti kejadian kapal cumi dari Muara Angke yang terbalik dihantam gelombang tinggi beberapa hari lalu," katanya.

Ia menambahkan, pasang air laut maksimum di Pulau Bangka dan Belitung mencapai 2,08 hingga 2,02 meter, sehingga dapat membahayakan keselamatan masyarakat yang berwisata di pantai.

"Kami berharap wisatawan berhati-hati dan selalu memperhatikan kondisi pasang surut air laut. Jangan sampai terseret air laut yang membahayakan keselamatan jiwa," katanya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020