Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadikan lahan bekas penambangan bijih timah sebagai kawasan pengembangan tanaman jambu mete, guna mendorong perekonomian masyarakat di pulau timah itu.

"Saat ini, kita telah menanam jambu mete di 178 hektare lahan bekas tambang dan ini akan terus ditingkatkan lagi," kata Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan pengembangan jambu mete di lahan bekas tambang ini merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan bagi petani, selain harganya cukup bagus, saat ini sudah ada investor yang membelinya.

Selain itu, pengembangan tanaman jambu mete ini cukup mudah dengan masa panen yang cukup singkat. Dalam waktu 2,5 tahun sudah dapat dipanen dan tidak memerlukan perawatan khusus, sehingga petani mudah membudidayakan komoditi ini di lahan bekas tambang ini.

"Jambu mete ini diambil bijinya untuk kacang mete dan harganya bagus di pasaran, sehinggga dapat mendorong perekonomian masyarakat desa di tengah pendemi COVID-19 ini," ujarnya.

Menurut dia dalam mengoptimalkan budidaya jambu mete di bekas tambang ini, pemprov akan menyalurkan bibit berkualitas, pupuk dan mengerahkan PPL untuk mendampingi petani dalam mengembangkan komoditas lokal ini.

"Kita harus banyak macam komoditi yang kita lakukan, karena dapat menutupi komoditi yang rendah harganya," ujarnya.

Oleh sebab itu, Erzaldi meminta petani agar dapat mengelola lahan bekas tambang dan juga persawahan, sayur mayur daan komoditas pertanian serta perkebunan lainnya yang ada dengan baik, demi kesejahteraan masyarakat.  

"Kami mengarahkan kepada petani agar serius menggarap lahan yang ada, pemprov akan memberikan bibit yang baik serta pupuk supaya hasil pertanian maksimal," katanya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020