Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menipis, karena masyarakat setempat takut mendonorkan darahnya selama pendemi COVID-19.

"Saat ini kita hanya mengandalkan dari keluarga pasien yang membutuhkan darah, karena persediaan darah di PMI daerah ini menipis, bahkan kurang," kata Kepala Bagian Pelayanan PMI Kota Pangkalpinang dr Sjenileila Boer di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan saat ini persediaan darah di PMI Pangkalpinang sebanyak 79 kantong darah, dengan rincian darah golongan A 13 kantong (ampul), B 11 kantong, O 41 kantong, dan golongan AB 9 kantong. Sementara itu, stok darah trombosit kosong.

"Selama pendemi ini permintaan darah masyarakat cukup tinggi dan tidak sebanding dengan ketersediaan darah yang ada di PMI," ujarnya.

Menurut dia, stok darah yang ada sekarang merupakan hasil kegiatan donor darah dari Polri, TNI dan instansi pemerintah daerah, serta lainnya. Sementara pendonor dari kalangan masyarakat kurang, karena mereka takut tertular virus corona saat mendonorkan darahnya.

"Sebetulnya, darah ini tidak menularkan virus. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu takut untuk mendonorkan darahnya," katanya.

Ia menambahkan dalam proses pengambilan darah ini, PMI menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penularan dan penyebaran COVID-19 di klaster donor darah.



"Kita tidak melayani pengambilan darah dari masyarakat dari luar daerah, sebagai antisipasi penularan virus corona dari pendonor tersebut," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020