Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merintis tiga perpustakaan berbasis inklusi di desa untuk meningkatkan produktivitas warga.
"Baru kita mulai tahun ini di tiga lokasi, yaitu di Perpusdes Belolaut dan Airbelo di Kecamatan Mentok, serta Perpusdes Puput, Parittiga," kata Kepala Bidang Kerja Sama Pengembangan Minat Baca, SDM Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat Farouk Yohansyah di Mentok, Rabu.
Ia menjelaskan perpustakaan berbasis inklusi sosial salah satu upaya pemerintah bersama masyarakat untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat.
Perpustakaan tidak lagi hanya sebatas menyediakan buku atau gudang buku, namun diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan literasi untuk kesejahteraan.
"Ini realisasi dari upaya transformasi perpustakaan, jadi di perpustakaan bisa dijadikan tempat menggelar berbagai berbagai pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan warga sekitar," kata dia.
Sebagai langkah awal, kata dia, di tiga perpusdes tersebut sudah dilakukan beberapa kegiatan, seperti merajut yang melibatkan ibu rumah tangga, pelatihan kuliner melibatkan para pemuda dan lainnya.
"Banyak buku di perpustakaan yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber untuk menambah keterampilan warga, pola ini yang akan kami kembangkan ke depan di seluruh perpusdes," katanya.
Dengan adanya kegiatan itu diharapkan masyarakat akan semakin dekat dengan buku, budaya literasi semakin meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Kami juga akan menggandeng beberapa organisasi perangkat daerah dan pemerintah desa untuk bersama-sama mengoptimalkan peran perpusdes sekaligus mewujudkan program literasi untuk kesejahteraan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Baru kita mulai tahun ini di tiga lokasi, yaitu di Perpusdes Belolaut dan Airbelo di Kecamatan Mentok, serta Perpusdes Puput, Parittiga," kata Kepala Bidang Kerja Sama Pengembangan Minat Baca, SDM Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat Farouk Yohansyah di Mentok, Rabu.
Ia menjelaskan perpustakaan berbasis inklusi sosial salah satu upaya pemerintah bersama masyarakat untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat.
Perpustakaan tidak lagi hanya sebatas menyediakan buku atau gudang buku, namun diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan literasi untuk kesejahteraan.
"Ini realisasi dari upaya transformasi perpustakaan, jadi di perpustakaan bisa dijadikan tempat menggelar berbagai berbagai pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan warga sekitar," kata dia.
Sebagai langkah awal, kata dia, di tiga perpusdes tersebut sudah dilakukan beberapa kegiatan, seperti merajut yang melibatkan ibu rumah tangga, pelatihan kuliner melibatkan para pemuda dan lainnya.
"Banyak buku di perpustakaan yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber untuk menambah keterampilan warga, pola ini yang akan kami kembangkan ke depan di seluruh perpusdes," katanya.
Dengan adanya kegiatan itu diharapkan masyarakat akan semakin dekat dengan buku, budaya literasi semakin meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Kami juga akan menggandeng beberapa organisasi perangkat daerah dan pemerintah desa untuk bersama-sama mengoptimalkan peran perpusdes sekaligus mewujudkan program literasi untuk kesejahteraan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020