Koba (Antara Babel) - Tokoh masyarakat Provinsi Bangka Belitung, Emron Pangkapi menyatakan, konsep Hutan Tanaman Industri harus pro rakyat dan mampu menyejahterakan masyarakat sekitar.
"Program Hutan Tanaman Industri ini bagus, dengan catatan bisa menyejahterakan masyarakat sekitar," ujarnya di Koba, Selasa.
Hal itu dikemukakannya menyikapi rencana pembangunan Hutan Tanaman Industri seluas 28.000 hektare di Kecamatan Sungaiselan dan Simpangkatis, Kabupaten Bangka Tengah.
"Pemerintah daerah juga harus menegaskan kepada perusahaan yang membangun Hutan Tanaman Industri, terutama terkait kompensasi apa yang didapat masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, sepanjang Hutan Tanaman Industri memberdayakan ekonomi masyarakat tentu tidak ada salahnya berinvestasi di daerah.
"Saya berpendapat Hutan Tanaman Industri seratus persen mesti menerapkan sistem plasma yaitu masyarakat yang mengelola dan hasilnya dijual ke perusahaan," ujarnya.
Dengan konsep demikian, kata dia, akan lebih menguntungkan masyarakat dan roda perekonomian berjalan lebih kencang.
"Saya pikir perusahaan yang mengelola Hutan Tanaman Industri ini hanya ingin mengambil hasil kayu produktif yang ditanam di dalamnya, kalau lahan tetap milik masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, peran pemerintah daerah sangat menentukan untuk menjelaskan kepada masyarakat seperti apa sebenarnya konsep HTI ini.
"Juga harus ada komitmen yang jelas, terutama apa keuntungan yang didapat masyarakat sekitar dan multi efek lainnya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Program Hutan Tanaman Industri ini bagus, dengan catatan bisa menyejahterakan masyarakat sekitar," ujarnya di Koba, Selasa.
Hal itu dikemukakannya menyikapi rencana pembangunan Hutan Tanaman Industri seluas 28.000 hektare di Kecamatan Sungaiselan dan Simpangkatis, Kabupaten Bangka Tengah.
"Pemerintah daerah juga harus menegaskan kepada perusahaan yang membangun Hutan Tanaman Industri, terutama terkait kompensasi apa yang didapat masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, sepanjang Hutan Tanaman Industri memberdayakan ekonomi masyarakat tentu tidak ada salahnya berinvestasi di daerah.
"Saya berpendapat Hutan Tanaman Industri seratus persen mesti menerapkan sistem plasma yaitu masyarakat yang mengelola dan hasilnya dijual ke perusahaan," ujarnya.
Dengan konsep demikian, kata dia, akan lebih menguntungkan masyarakat dan roda perekonomian berjalan lebih kencang.
"Saya pikir perusahaan yang mengelola Hutan Tanaman Industri ini hanya ingin mengambil hasil kayu produktif yang ditanam di dalamnya, kalau lahan tetap milik masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, peran pemerintah daerah sangat menentukan untuk menjelaskan kepada masyarakat seperti apa sebenarnya konsep HTI ini.
"Juga harus ada komitmen yang jelas, terutama apa keuntungan yang didapat masyarakat sekitar dan multi efek lainnya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015