Seorang petani di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Suprapto berhasil menanam sebanyak 3.000 pohon gaharu dengan pola tumpang sari di sela tanaman karet.

"Ini saya lakukan untuk menyiasati lahan yang terbatas, gaharu saya tanam di sela tanaman karet," ujarnya di Koba, Kamis.

Ia menjelaskan, dengan pola tanam tumpang sari dirinya bisa membudidayakan dua jenis komunitas dalam satu areal tanam sehingga lebih bisa menghemat biaya perawatan.

"Saya sudah mulai mengembangkan gaharu tumpang sari ini sejak 2010, sudah mulai panen dan hasilnya lumayan bagus kualitas B," ujarnya.

Sistem tumpang sari menurut Suprapto tidak menurunkan kualitas dan produksi gubal gaharu karena tergantung dengan pola inokulasi.

"Memang kualitas terbaik itu adalah gaharu kualitas A dan saya baru berhasil membudidayakan tanaman gaharu kualitas B," ujarnya.

Menurut dia, penjualan gaharu masih dikuasai para pemilik modal dengan harga lebih rendah dari harga pasar.

"Tentu saja intervensi pemerintah terkait dengan harga gaharu sangat penting, terutama menyiapkan pangsa pasar," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020