Kapten tim nasional Inggris Harry Kane mengakui kekalahan di final Euro 2020 melawan Italia di Wembley, Minggu waktu setempat (Senin WIB), akan meninggalkan luka yang bakal dirasakan untuk beberapa waktu ke depan.

Inggris seolah mengulangi kenangan buruk semifinal Euro 1996, saat unggul cepat, diimbangi lawan dan pada akhirnya kalah dalam adu penalti.

Gol Luke Shaw yang memecahkan rekor gol tercepat final Euro dibalas oleh Leonardo Bonucci yang mematahkan rekor sebagai pencetak gol tertua di final Euro.

Skor 1-1 bertahan hingga 120 menit dan dalam adu penalti tiga dari lima algojo Inggris gagal, sehingga Italia menang 3-2 untuk menjadi juara Euro 2020, menggagalkan jargon "It's Coming Home" suporter tuan rumah.

Menurut Kane, ia dan rekan-rekannya sudah mengerahkan segenap kemampuan dan patut berbangga atas penampilan mereka sepanjang Euro 2020, yang setidaknya membuahkan partai final perdana di ajang tersebut.

"Para pemain sudah tidak bisa memberikan lebih dari ini. Adu penalti akan meninggalkan perasaan terburuk ketika Anda kalah," kata Kane kepada BBC Sport dikutip laman resmi UEFA.
Soccer Football - Euro 2020 - Final - Italy v England - Wembley Stadium, London, Britain - July 11, 2021 England's Marcus Rashford looks dejected after missing a penalty during a penalty shootout Pool via REUTERS/Frank Augstein TPX IMAGES OF THE DAY (Pool via REUTERS/FRANK AUGSTEIN)


"Ini turnamen yang luar biasa, kami patut berbangga dan tetap menegakkan kepala.

"Kekalahan ini sakit sekarang, dan lukanya akan terasa untuk beberapa waktu ke depan," ujarnya menambahkan.

Kane menjadi satu dari dua algojo Inggris yang sukses bersama Harry Maguire, sebelum Marcus Rashford membentur tiang lantas Jadon Sancho dan Bukayo Saka dimentahkan oleh Gianluigi Donnarumma.

Baca juga: Pedri sabet penghargaan Pemain Muda Terbaik Euro 2020

Baca juga: Pahlawan adu penalti Italia, Donnarumma Pemain Terbaik Euro 2020

Pewarta: Gilang Galiartha

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021