Pangkalpinang, (Antara) - Pemerintah Provinsi Bangka Belitung  menjadikan sensus pertanian 2013 (ST2013) sebagai dasar pembangunan daerah pasca timah.

"Hasil pendataan ST2013 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) nanti, merupakan acuan pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi dan perluasan lahan pertanian dan perkebunan," ujar Sekda Provinsi Babel, Imam Mardi Nugroho, usai apel siaga ST2013 di Pangkalpinang, Jumat.

Menurut dia, kegiatan sensus pertanian ini penting untuk mengembangkan berbagai komoditas unggulan daerah seperti lada putih, karet, sawit, kedelai, padi dan tanaman holtikultura lainnya, dalam upaya meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

"Bijih timah dan sumber daya alam tambang lainnya ini tidak bisa diperbaharui dan lama-kelamaan akan habis, apabila hasil tambang habis dan tidak ada persiapan pasca timah ini, tentu akan meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk mensukseskan kegiatan sensus ini diperlukan sinergi antara pemerintah kabupaten kota, petani dengan petugas pendataan agar pendataan berjalan baik, lancar dan hasilnya lebih valid dan terpecaya.

"Kami berharap petani memberikan data-data pertanian yang sebenarnya, agar data yang diperoleh valid karena data ini akan dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan," ujarnya.

        Menurut dia, saat ini, minat petani mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan masih kurang dan mereka lebih cenderung menambang bijih timah karena mereka menilai menambang timah lebih mudah, tidak banyak membutuhkan biaya dan lebih cepat menghasilkan uang.

"Kami terus berupaya meningkatkan minat petani ini melalui sosialisasi, pelatihan, menyalurkan bantuan bibit, pupuk dan alat untuk mengolah lahan pertanian dan perkebunan tersebut," ujarnya.

Ia berharap, petani yang menambang timah kembali beralih mengembangkan dan mengelola lahan pertanian dan perkebunan, untuk mengurangi ketergantungan berbagai kebutuhan pangan dari luar daerah.

"Saat ini, sebagian besar kebutuhan pangan masyarakat Babel seperti beras, jagung, kacang tanah, kedelai dan sayur mayur lainnya masih mengandalkan pasokan dari luar daerah karena hasil pertanian lokal yang kurang memadai.

Demikian juga, produksi hasil perkebunan seperti lada putih, karet, kakao, cengkih dan lainnya, belum mampu memenuhi permintaan pasar nasional dan internasional yang tinggi, karena produksi yang terbatas, ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Ida


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013