Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengajak pemerintah daerah untuk mengoptimalkan potensi kekayaan laut Indonesia bagi kemakmuran masyarakat Kepulauan dan pesisir.
"Potensi kekayaan laut Indonesia sangat besar sekali namun pemanfaatannya memang masih," katanya dalam kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) II Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Indonesia (Aspeksindo) yang dilaksanakan di KRI Semarang-594 ketika lego jangkar di perairan Belitung, Bangka Belitung, Jumat.
Dalam kesempatan tersebut, Kasal menyampaikan sambutan mengenai keamanan maritim NKRI di hadapan 333 Kepala Daerah Kepulauan dan pesisir yang menjadi anggota Aspeksindo.
"Saya berharap ada sinkronisasi dan kerja sama antara Aspeksindo dan TNI Angkatan Laut. Biarkan Kami yang mengamankan wilayah maritim namun pemerintah daerah yang turut memberdayakan," ujarnya.
Kasal menambahkan, selama ini potensi kelautan dan perikanan Indonesia memang masih banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Ia mencontohkan, seperti yang terjadi di wilayah perairan selat Malaka dalam sehari tercatat sekitar 700 sampai 1.000 kapal yang melintas mengingat begitu strategisnya jalur pelayaran tersebut.
"Namun kita (Indonesia) hanya melihat saja tidak pernah dimanfaatkan selama ini padahal potensi itu bisa dimanfaatkan untuk layanan kepanduan kapal belum lagi kapal-kapal yang melintasi ALKI 1 dan ALKI 2," katanya.
Dirinya menambahkan, potensi sektor perikanan juga belum dimanfaatkan secara optimal seperti masih ditemukannya praktik "ilegal fishing" oleh kapal berbendera Vietnam di laut Natuna yang sering diamankan oleh TNI Angkatan Laut.
Padahal, kata Laksamana Yudo, jika potensi sektor perikanan tersebut betul-betul dimanfaatkan oleh nelayan Indonesia maka akan menghasilkan pendapatan dan devisa yang cukup besar bagi negara.
"Kalau dibandingkan dengan bahan bakar yang kami keluarkan dan biaya kapal perang untuk menjaga itu maka nilainya tidak sebanding makanya jika potensi ini dimanfaatkan oleh nelayan kita sendiri akan lebih makmur dan sejahtera," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Potensi kekayaan laut Indonesia sangat besar sekali namun pemanfaatannya memang masih," katanya dalam kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) II Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Indonesia (Aspeksindo) yang dilaksanakan di KRI Semarang-594 ketika lego jangkar di perairan Belitung, Bangka Belitung, Jumat.
Dalam kesempatan tersebut, Kasal menyampaikan sambutan mengenai keamanan maritim NKRI di hadapan 333 Kepala Daerah Kepulauan dan pesisir yang menjadi anggota Aspeksindo.
"Saya berharap ada sinkronisasi dan kerja sama antara Aspeksindo dan TNI Angkatan Laut. Biarkan Kami yang mengamankan wilayah maritim namun pemerintah daerah yang turut memberdayakan," ujarnya.
Kasal menambahkan, selama ini potensi kelautan dan perikanan Indonesia memang masih banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Ia mencontohkan, seperti yang terjadi di wilayah perairan selat Malaka dalam sehari tercatat sekitar 700 sampai 1.000 kapal yang melintas mengingat begitu strategisnya jalur pelayaran tersebut.
"Namun kita (Indonesia) hanya melihat saja tidak pernah dimanfaatkan selama ini padahal potensi itu bisa dimanfaatkan untuk layanan kepanduan kapal belum lagi kapal-kapal yang melintasi ALKI 1 dan ALKI 2," katanya.
Dirinya menambahkan, potensi sektor perikanan juga belum dimanfaatkan secara optimal seperti masih ditemukannya praktik "ilegal fishing" oleh kapal berbendera Vietnam di laut Natuna yang sering diamankan oleh TNI Angkatan Laut.
Padahal, kata Laksamana Yudo, jika potensi sektor perikanan tersebut betul-betul dimanfaatkan oleh nelayan Indonesia maka akan menghasilkan pendapatan dan devisa yang cukup besar bagi negara.
"Kalau dibandingkan dengan bahan bakar yang kami keluarkan dan biaya kapal perang untuk menjaga itu maka nilainya tidak sebanding makanya jika potensi ini dimanfaatkan oleh nelayan kita sendiri akan lebih makmur dan sejahtera," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021