Jakarta (Antara Babel) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menegaskan perkelahian yang melibatkan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan TNI Angkatan Udara yang terjadi di Jawa Tengah beberapa hari lalu bukanlah bentrok antar institusi.

"Saya tegaskan ini bukan bentrok antar institusi dan mereka juga pakai pakaian preman. Bapak presiden juga minta agar tidak terjadi seperti itu kembali," ujar Tedjo di sela acara simposium nasional cyber security di Hotel Borobudur Jalan Lapangan Banteng 2, Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Tedjo memandang kasus bentrokan yang menyebabkan tewasnya satu anggota TNI AU tersebut merupakan kenakalan remaja biasa sehingga menurutnya apa yang terjadi pada dua kesatuan di dalam tubuh TNI tersebut tidak perlu dibesar-besarkan.

"Itu kenakalan anak remaja saja awalnya karena saling melemparkan ledekan anak muda dari militer. Ini sama seperti bentrokan satpam dan kelompok FBR, hanya kebetulan ini terjadi pada TNI," ujar Tedjo.

Tedjo menekankan perlunya ketegasan dari masing-masing pimpinan kedua kesatuan untuk untuk mengontrol perilaku anak buahnya agar tidak terulang kejadian yang sama di kemudian hari.

"Tapi ini harusnya juga ada kontrol dari pimpinannya untuk membina anggota bawahnya agar tidak berlaku seperti itu," ujarnya.

Ketika ditanya oleh apakah bentrokan tersebut dilatar belakangi masalah bisnis, Tedjo enggan berkomentar, menurutnya ada banyak hal yang bisa menjadi pemicu keributan tersebut.

"Banyak hal bisa bisnis bisa masalah keluarga, narkoba juga kan bisa terpengaruh juga macam-macam lah," ujarnya.

Meski demikian dia kembali meminta agar hal tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Untuk pelaku, Tedjo memastikan akan diberikan sanksi oleh atasannya.

"Karena ini TNI ya sangat disorot. Namun hal itu tak usah dibesarkan, ini kebetulan saja. Tapi jangan permisif, pasti ada sanksi bagi pelaku," ujarnya.

Terkait dengan investigasi yang dilakukan atas kasus tersebut, Tedjo mengatakan saat ini ada lima anggota Kopassus yang diduga terlibat pengeroyokan, telah diserahkan ke Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta.

"Penyelesaiannya demikian lima orang tersebut telah diserahkan ke Denpom," katanya.

Sebelumnya dikabarkan Minggu (31/5) malam lalu, beberapa anggota TNI AU dikabarkan terlibat perkelahian dengan beberapa anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan di sebuah kafe di daerah Sukoharjo. Serma Zulkifli, anggota Bintara Sarban Dislog Derma Mabes AU, tewas dalam kejadian itu.

Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Doni Monardo melalui pernyataan tertulisnya membenarkan keterlibatan anggotanya. Ia berkata, lima anggota pasukan khusus yang masih dirahasiakan namanya itu telah diserahkan ke Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta.

Sebelum ini, anggota Grup II Kandang Menjangan juga pernah terjerat kasus pembunuhan. Tahun 2013 silam, tiga anggota Kopassus, Serda Ucok Simbolon, Serda Sugeng Sumaryanto dan Koptu Kodik dinyatakan bersalah atas pembunuhan empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman.

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015