Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendukung upaya pelestarian budaya lokal khitan massal sebagai bentuk penguatan karakter generasi penerus.
"Daerah ini memiliki adat dan budaya beragam yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal tinggi, kami akan terus berupaya melestarikan untuk diwariskan ke generasi selanjutnya," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Barat, M. Soleh di Mentok, Minggu.
Ia menyebutkan banyak kegiatan adat yang kemudian mempengaruhi perkembangan budaya warga setempat menyesuaikan dengan nilai-nilai kearifan lokal dan agama.
"Pesta adat khitan massal berkembang cukup baik, salah satunya yang digelar di Desa Ranggiasam, Kecamatan Jebus. Ini memiliki makna mendalam, baik dari nilai sosial maupun agama," katanya.
Menurut dia, kegiatan adat tersebut patut mendapatkan perhatian seluruh pihak dan berupaya mendukung pelaksanaan kegiatan itu secara rutin dengan menyesuaikan waktu sesuai kesepakatan warga setempat.
"Mari sama-sama lestarikan adat budaya di Desa Ranggiasam ini dan bisa dikembangkan untuk membantu membangkitkan kembali sektor pariwisata," katanya.
Ia berharapan perayaan yang rutin digelar setiap tahun dan diperkirakan sudah berjalan sejak tahun 1600-an menjadi ajang silaturahim dan bersama-sama menggali dan mengembangkan nilai sejarah.
"Sejak sekitar tahun 1600, pola hidup masyarakat keturunan Melayu yang konon masyarakatnya berpindah-pindah tempat berladang atau berkebun, budaya ini terus lestari terbukti dengan pulang kampung untuk berkumpul saat upacara digelar," ujarnya.
Menurut Kepala Desa Ranggiasam, Nur’in khitan massal yang digelar tahun ini diikuti sebanyak 18 anak yang dikhitan massal, terdiri dari 13 laki- laki dan lima perempuan.
"Pesta adat ini akan selalu kita lestarikan setiap tahun bersama masyarakat serta dukungan dari Pemerintah Daerah. Mudah-mudahan dapat berkembang menjadi daya tarik wisata sehingga membantu warga meningkat pariwisata daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Daerah ini memiliki adat dan budaya beragam yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal tinggi, kami akan terus berupaya melestarikan untuk diwariskan ke generasi selanjutnya," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Barat, M. Soleh di Mentok, Minggu.
Ia menyebutkan banyak kegiatan adat yang kemudian mempengaruhi perkembangan budaya warga setempat menyesuaikan dengan nilai-nilai kearifan lokal dan agama.
"Pesta adat khitan massal berkembang cukup baik, salah satunya yang digelar di Desa Ranggiasam, Kecamatan Jebus. Ini memiliki makna mendalam, baik dari nilai sosial maupun agama," katanya.
Menurut dia, kegiatan adat tersebut patut mendapatkan perhatian seluruh pihak dan berupaya mendukung pelaksanaan kegiatan itu secara rutin dengan menyesuaikan waktu sesuai kesepakatan warga setempat.
"Mari sama-sama lestarikan adat budaya di Desa Ranggiasam ini dan bisa dikembangkan untuk membantu membangkitkan kembali sektor pariwisata," katanya.
Ia berharapan perayaan yang rutin digelar setiap tahun dan diperkirakan sudah berjalan sejak tahun 1600-an menjadi ajang silaturahim dan bersama-sama menggali dan mengembangkan nilai sejarah.
"Sejak sekitar tahun 1600, pola hidup masyarakat keturunan Melayu yang konon masyarakatnya berpindah-pindah tempat berladang atau berkebun, budaya ini terus lestari terbukti dengan pulang kampung untuk berkumpul saat upacara digelar," ujarnya.
Menurut Kepala Desa Ranggiasam, Nur’in khitan massal yang digelar tahun ini diikuti sebanyak 18 anak yang dikhitan massal, terdiri dari 13 laki- laki dan lima perempuan.
"Pesta adat ini akan selalu kita lestarikan setiap tahun bersama masyarakat serta dukungan dari Pemerintah Daerah. Mudah-mudahan dapat berkembang menjadi daya tarik wisata sehingga membantu warga meningkat pariwisata daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021