Malang (Antara Babel) - Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin mengemukakan Pancasila dapat menjadi solusi dalam penyelesaian masalah di dalam negeri.

"Pancasila sebagai jalan tengah sekaligus penyeimbang ini juga sejalan dengan keberadaan umat Islam sebagai umat tengahan (jalan tengah). Oleh karena itu, kita jangan terjebak dengan hal-hal yang mulai melunturkan falsafah negara kita, Pancasila," tegas Din Syamsuddin ketika membuka Kajian Ramadhan "Umatan Washatan untuk Indonesia Berkemajuan" di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dome, Sabtu.

Menurut Din, umat Islam jangan mau bila ada yang berusaha membenturkan dengan paham Pancasila yang akhir-akhir ini mulai dilupakan, padahal banyak negara yang mulai mengadopsi Pancasila sebagai acuan dalam memecahkan persoalan, mulai agama (keyakinan, perekonomian dan masalah-masalah sosial.

Din mencontohkan pada salah satu kesempatan konferensi di Spanyol pada tahun 2011, pemimpin Umat Katolik dunia Paus Benidiktus mengatakan model terbaik negara modern ke depan adalah Indonesia dengan falsafah Pancasila-nya. "Di negara lain Pancasila kita dipuja-puja, tapi di dalam negeri mulai ditinggalkan," tandasnya.

Ia mengakui para pendiri bangsa Indonesia adalah orang-orang yang sangat cerdas, sebab persoalan perekonomian, politik maupun keagamaan sudah dituangkan dalam Pancasila.

"Sayangnya, sekarang ini Pancasila dan UUD 1945 yang seharusnya diletakkan pada posisi tengah, kita tidak bisa mengembangkan ideologinya sebagai ideologi alternatif dalam kehidupan bernegara," ujarnya.

Bahkan, lanjutnya, saekarang ini dunia berharap Islam Indonesia menjadi prakarsa dan terlibat langsung dalam gerakan baru memecahkan masalah-masalah umat saat ini. Islam diciptakan Allah SWT sebagai jalan penengah hiruk pikuk masalah dunia.

"Jangan hanya beribadah terus menerus, dan melupakan urusan dunia. Dan, sebaliknya jangan hanya mengurus urusan duniawi saja, tapi masalah ibadah dilupakan. Islam diciptakan untuk memakmurkan umat," katanya.

Menyinggung posisi Muhammadiyah memasuki dua abad usianya, Din mengatakan kalau pada abad pertama, Muhammadiyah punya tugas meluruskan kiblat umat Islam, namun ketika memasuki abad kedua usianya, Muhammadiyah memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk memajukan Indonesia ke depan.

"Jika dulu pendiri Muhammadiyah berjuang meluruskan kiblat Islam, tugas Muhammadiyah pada saat memasuki abad kedua usianya adalah memajukan dan meluruskan kiblat bangsa," paparnya.

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015