Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB), Dr. Ibrahim, menyambut baik dan merasa bersyukur atas kunjungan Dirjen Dikti Ristek RI, karena menjadi angin segar bagi Babel dalam mewujudkan mimpi berdirinya fakultas kedokteran pertama.

"Pak Dirjen dari kemarin dan hari ini memantau dan melihat kesiapan kita dan komitmen pemda untuk pendirian FK-UBB. Saya kira kita semakin optimis, dan yakin bahwa Dirjen memberikan dukungan penuh untuk dua progres ini, yaitu penyatuan Akper-UBB dan pendirian fakultas kedokteran," ujarnya.

Ibrahim mengatakan, kesiapan UBB dalam memenuhi segala persyaratan lain yang harus dipenuhi pihaknya. Seperti halnya administrasi naskah akademik, telah disiapkan sejak awal secara bersamaan dan tinggal menunggu arahan lanjutan dari Dirjen Dikti Ristek RI.

"Kami sangat bersyukur kunjungan Pak Dirjen ke Babel. Prinsipnya kamk dalam penyatuan Akper dan UBB sejauh ini dilakukan paralel. Kami tinggal menunggu arahan berikutnya, apakah penyatuan Akper harus selesai dulu, atau bisa berjalan beriringan. Tinggal timing dan arahan dari Dirjen saja," ujarnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Dikti Ristek Prof. Nizam melakukan kunjungan kerja langsung ke Babel guna melihat kesiapan rencana pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Bangka Belitung (FK-UBB) yang terus menunjukkan perkembangan yang positif.

"Progresnya saat ini telah masuk di pintu pembahasan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dikti Ristek) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Oleh karena itu kami melihat dan memantau kesiapan UBB," ujarnya.

Ia mengatakan, Babel menjadi satu dari tiga provinsi yang belum memiliki fakultas kedokteran. Namun, Babel menunjukkan keseriusan yang lebih untuk merealisasikan pendirian fakultas kedokteran dengan bergerak cepat melakukan penggabungan antara Akademi Keperawatan (AKPER) dan UBB.

Melihat data yang ada sejauh ini ada 3 provinsi yang belum memiliki fakultas kedokteran, ada Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, dan Kepulauan Bangka Belitung. Dari ketiga ini kita sudah lakukan kunjungan kerja, dan justru Babel paling siap.

"Penggabungan Akper ini yang menjadi cikal bakal pengembangan prodi dan fakultas kesehatan. Dengan penggabungan ini, menjadi kunci pintu masuk mengembangkan fakultas kedokteran," ujarnya.

Prof. Nizam juga menyampaikan kekagumannya atas komitmen seluruh stakeholder di Babel , yang saling bahu-membahu bersama dalam memajukan dunia pendidikan dan berkomitmen membantu Pemerintah Pusat dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) profesi dokter di Indonesia.

Langkah selanjutnya adalah penggabungan (Akper-UBB) ini segera diwujudkan. Dengan modal itu, UBB bisa mengajukan fakultas kedokteran, banyak syarat dan kendali mutu yang harus dilakukan.

"Dari kami, saya selaku dirjen mendukung sekali upaya yang dilakukan UBB. Saya akan melakukan koordinasi dengan Kemenkes dan Kemendikbud dan pihak terkait lainnya agar segera memberi lampu hijau sebagai syarat untuk berdirinya fakultas ini, sehingga mereka meyakini bahwa UBB sudah siap menyelenggarakan pendidikan kesehatan," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Babel, Erzaldi Rosman menyebutkan jika kesiapan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk membuka fakultas kedokteran ini merupakan buah komitmen seluruh stakeholder, untuk membuka jalan bagi putra/putri terbaik asal Babel untuk dapat menggapai cita-citanya sebagai seorang dokter.

"Alhamdulillah, tahun 2021 Babel banyak menerima keberkahan. Alhamdulillah ini menyusul dan semangat saya dan kawan-kawan bisa Prof lihat, tidak ada memberatkan. Semoga upaya ini lancar, bersama kita berdoa dan berusaha agar Fakultas Kedokteran UBB ini secepatnya beroperasional," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022