Jakarta (Antara Babel) - "By strengthening ties here in Jakarta we secure long standing relationships that will form the basis of an abundance of opportunities for Londoners and people from Indonesia to work together on future possibilities."
(Dengan memperkuat ikatan di Jakarta, kami mengamankan hubungan yang kokoh yang bakal menjadi dasar munculnya banyak kesempatan bagi warga London dan masyarakat Indonesia untuk bekerja sama bersama dalam beragam kemungkinan di masa mendatang).
Ucapan tersebut diucapkan Wali Kota London Boris Johnson yang dulu telah melakukan kunjungan ke Jakarta, 29-30 November 2014.
Perkataan tersebut ternyata tidak hanya basa-basi semata, karena delapan bulan kemudian, kepala pemerintahan Inggris Raya yaitu Perdana Menteri David Cameron memilih Indonesia sebagai negara pertama di luar Eropa yang dikunjunginya setelah terpilih kembali pada Pemilu 2015.
Dalam kunjungan yang dilakukan PM Cameron pada akhir Juli atau tepatnya 27-28 Juli 2015, pemerintah Indonesia yang diwakili Presiden Joko Widodo dan Inggris yang diwakili Perdana Menteri David Cameron juga telah menyepakati empat kerja sama yang ditandatangani di sela-sela kunjungan PM Inggris tersebut.
Keempat nota kesepahaman yang ditandatangani di Jakarta, Senin (27/7) masing-masing kerja sama di bidang maritim, bidang pencegahan terorisme dan kejahatan transnasional, bidang penelitian dan inovasi, serta bidang penerbangan dan antariksa nasional.
Indonesia juga mendorong peningkatan kerjasama di bidang lalu lintas masyarakat kedua negara antara lain dengan usulan pembebasan visa masuk bagi warga negara Indonesia ke Inggris dan juga bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan pegawai negara.
Sedangkan dalam acara penutupan Indonesia-UK Business Forum di Jakarta, Selasa (28/7), Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menginginkan semakin banyak investor dari negara Inggris Raya berdatangan dan menanamkan investasinya guna turut membangun perekonomian di Tanah Air.
"Memperbanyak dan mempererat investor Inggris Raya tidak hanya meningkatkan secara signifikan perdagangan dan investasi tetapi juga memperkuat kerja sama strategis secara keseluruhan," kata Jusuf Kalla dan menambahkan, perdagangan dan investasi merupakan elemen yang penting untuk kemitraan antara Indonesia dan Inggris Raya.
Wapres juga memaparkan, pemerintah RI saat ini sedang berfokus dalam mengembangkan lima sektor yaitu pertanian, perikanan, energi, industri, dan pariwisata.
Sedangkan sasaran utama pertumbuhan perekonomian Indonesia, ujar Kalla, adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menjaga stabilitas di kawasan. "Dasar ekonomi makro di Indonesia tetap kuat," ujarnya.
Selain itu, Wapres juga menyatakan pemerintah Indonesia ingin meningkatkan konektivitas dengan cara membangun banyak bandara dan pelabuhan khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Jusuf Kalla juga menuturkan bila dahulu lautan dilihat sebagai pemisah pulau-pulau di Indonesia, maka ideologi baru yang dipegang bangsa adalah laut sebagai pemersatu Nusantara.
Kesenjangan pembiayaan
Sementara dalam acara yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago menyatakan, menyediakan infrastruktur yang memadai bukan hal mudah karena sejumlah persoalan seperti adanya kesenjangan pembiayaan antara anggaran negara dan biaya yang dibutuhkan.
"Kami sadar menyediakan infrastruktur yang memadai bukanlah hal yang mudah, karena sejumlah masalah seperti biaya logistik yang tinggi," kata Andrinof Chaniago sambil menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia akan berhasil menggandeng berbagai pihak untuk pembiayaan anggaran pembangunan di Tanah Air.
Hal itu, ujar dia, karena Indonesia pertama merupakan salah satu pasar besar di dunia dengan populasi lebih dari 250 juta orang.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia memiliki banyak sumber daya alam baik gas, batu bara, emas dan juga sumber daya alam di dalam lautan.
"Karena itu kita punya keyakinan tinggi untuk menempatkan target tinggi untuk pertumbuhan ekonomi 2016," ucapnya.
Kepala Bappenas juga mengemukakan, pemerintah dalam lima tahun berikut akan fokus kepada sejumlah bidang seperti SDM, upaya mempromosikan kesetaraan, kedaulatan energi, maritim, pariwisata dan industri.
Berbagai proyek pembangunan infrastruktur baru itu antara lain 24 pelabuhan strategis, 1.000 kilometer tol baru, serta untuk mendukung kedaulatan energi adalah proyek 35.000 megawatt (MW).
"Strategi dan target memperlihatkan komitmen pemerintah kami terhadap pembangunan infrastruktur selama lima tahun berikut," tuturnya.
Andrinof mengungkapkan, untuk membangun beragam infrastruktur tersebut dibutuhkan dana sekitar 450 miliar dolar AS yang tidak semuanya bisa ditutupi oleh anggaran negara.
Karena ada permasalahan "funding gap" atau kesenjangan pendanaan, pihak pemerintah RI juga mengundang mitra dalam membangun masa depan Indonesia.
Dorong investasi
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berharap kunjungan Perdana Menteri Inggris Raya David Cameron bisa mendorong investasi negara tersebut ke Indonesia.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis dalam paparan di Jakarta, Senin (27/7) mengatakan pihaknya akan menyambut komitmen investasi yang rencananya akan disampaikan dalam kunjungan PM Cameron di Indonesia.
"Mereka (Inggris) itu sudah masuk ke Indonesia melalui industri farmasi, kami harapkan mereka juga bisa masuk pembangkit listrik nanti sesuai dengan proyek prioritas kita," imbuhnya.
Menurut dia, Inggris telah lama menaruh minat untuk berinvestasi di bidang pengelolaan dan penyediaan air minum. "Tapi sepertinya mereka masih menunggu revisi PP Sumber Daya Air. Mereka memang ada minat di pengelolaan air minum," tambahnya.
Kendati demikian, Azhar menegaskan pihaknya akan mempromosikan sektor-sektor prioritas yang telah ditetapkan pemerintah dalam mendukung perekonomian seperti infrastruktur, maritim, pariwisata dan kawasan, pertanian serta industri terutama industri padat karya, produk berorientasi ekspor dan substitusi impor.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Inggris ke Indonesia sepanjang semester I 2015 mencapai 424,93 juta dolar AS dengan 109 proyek. Capaian tersebut menempatkan Inggris di posisi ke tujuh dalam daftar negara yang menanamkan modal paling besar di Tanah Air.
Berbagi sukses
Perdana Menteri Inggris Raya David Cameron mengatakan, Kerajaan Inggris ingin berbagi kisah sukses dengan berkontribusi dalam membangun Indonesia yang diramalkan masuk ke dalam 10 negara perekonomian terbesar pada 2030.
"Potensi di Indonesia besar. Bila saat ini Indonesia adalah negara perekonomian terbesar nomor ke-16, maka pada 2030 diprediksi menjadi perekonomian terbesar ke-10," kata David Cameron pada penutupan UK-Indonesia Business Forum di Jakarta, Senin (27/7).
Indonesia sendiri merupakan negara pertama di luar Eropa yang dikunjungi Perdana Menteri Cameron sejak dia terpilih kembali sebagai Perdana Menteri Inggris Raya.
Cameron menyatakan, Indonesia memiliki banyak kesempatan yang baik dalam mengembangkan perdagangan dan investasi antara lain karena Indonesia memiliki 250 juta penduduk, dan banyak penduduk muda yang telah akrab dengan gawai teknologi.
PM Inggris mengakui bahwa telah banyak perusahaan dari negerinya yang telah mengembangkan bisnis dengan memadai di Indonesia seperti Marks n Spencer serta perusahaan manufaktur pesawat Airbus, dan perusahaan asuransi Prudential yang telah memiliki lebih dari dua juta pelanggan. "Kami ingin lebih banyak lagi perusahaan mengikuti kesuksesan mereka," katanya.
David Cameron juga menyatakan, karena Inggris dinilai berhasil dalam penyelenggaraan Olimpiade, maka pihaknya juga siap membantu Indonesia dalam penyelenggaraan Asian Games tahun 2018.
Ia juga ingin agar kerja sama antara kedua belah pihak negara tidak hanya antara Jakarta dan London, tetapi juga antara daerah lain di Indonesia dengan kawasan lain di Inggris Raya.
PM Inggris juga menyatakan bahwa negaranya juga dikenal sebagai ibukota dari pengembangan sektor keuangan syariah Islam di negara-negara Barat.
"Kami memiliki reputasi dalam transparansi dan melawan korupsi," kata Cameron yang memulai pidato dengan mengucapkan assalamualaikum itu.
Selain itu, ujar dia, di Inggris juga terdapat beragam universitas terbaik di dunia yang akan senang menerima mahasiswa dari Indonesia sekaligus membangun hubungan interpersonal antara kedua negara.
"Bekerja samalah dengan kami karena kami bertekad untuk menolong. Inggris terbuka untuk bisnis dan pintu itu terbuka lebar bagi Indonesia," katanya dalam penutupan pidatonya di acara tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
(Dengan memperkuat ikatan di Jakarta, kami mengamankan hubungan yang kokoh yang bakal menjadi dasar munculnya banyak kesempatan bagi warga London dan masyarakat Indonesia untuk bekerja sama bersama dalam beragam kemungkinan di masa mendatang).
Ucapan tersebut diucapkan Wali Kota London Boris Johnson yang dulu telah melakukan kunjungan ke Jakarta, 29-30 November 2014.
Perkataan tersebut ternyata tidak hanya basa-basi semata, karena delapan bulan kemudian, kepala pemerintahan Inggris Raya yaitu Perdana Menteri David Cameron memilih Indonesia sebagai negara pertama di luar Eropa yang dikunjunginya setelah terpilih kembali pada Pemilu 2015.
Dalam kunjungan yang dilakukan PM Cameron pada akhir Juli atau tepatnya 27-28 Juli 2015, pemerintah Indonesia yang diwakili Presiden Joko Widodo dan Inggris yang diwakili Perdana Menteri David Cameron juga telah menyepakati empat kerja sama yang ditandatangani di sela-sela kunjungan PM Inggris tersebut.
Keempat nota kesepahaman yang ditandatangani di Jakarta, Senin (27/7) masing-masing kerja sama di bidang maritim, bidang pencegahan terorisme dan kejahatan transnasional, bidang penelitian dan inovasi, serta bidang penerbangan dan antariksa nasional.
Indonesia juga mendorong peningkatan kerjasama di bidang lalu lintas masyarakat kedua negara antara lain dengan usulan pembebasan visa masuk bagi warga negara Indonesia ke Inggris dan juga bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan pegawai negara.
Sedangkan dalam acara penutupan Indonesia-UK Business Forum di Jakarta, Selasa (28/7), Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menginginkan semakin banyak investor dari negara Inggris Raya berdatangan dan menanamkan investasinya guna turut membangun perekonomian di Tanah Air.
"Memperbanyak dan mempererat investor Inggris Raya tidak hanya meningkatkan secara signifikan perdagangan dan investasi tetapi juga memperkuat kerja sama strategis secara keseluruhan," kata Jusuf Kalla dan menambahkan, perdagangan dan investasi merupakan elemen yang penting untuk kemitraan antara Indonesia dan Inggris Raya.
Wapres juga memaparkan, pemerintah RI saat ini sedang berfokus dalam mengembangkan lima sektor yaitu pertanian, perikanan, energi, industri, dan pariwisata.
Sedangkan sasaran utama pertumbuhan perekonomian Indonesia, ujar Kalla, adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menjaga stabilitas di kawasan. "Dasar ekonomi makro di Indonesia tetap kuat," ujarnya.
Selain itu, Wapres juga menyatakan pemerintah Indonesia ingin meningkatkan konektivitas dengan cara membangun banyak bandara dan pelabuhan khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Jusuf Kalla juga menuturkan bila dahulu lautan dilihat sebagai pemisah pulau-pulau di Indonesia, maka ideologi baru yang dipegang bangsa adalah laut sebagai pemersatu Nusantara.
Kesenjangan pembiayaan
Sementara dalam acara yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago menyatakan, menyediakan infrastruktur yang memadai bukan hal mudah karena sejumlah persoalan seperti adanya kesenjangan pembiayaan antara anggaran negara dan biaya yang dibutuhkan.
"Kami sadar menyediakan infrastruktur yang memadai bukanlah hal yang mudah, karena sejumlah masalah seperti biaya logistik yang tinggi," kata Andrinof Chaniago sambil menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia akan berhasil menggandeng berbagai pihak untuk pembiayaan anggaran pembangunan di Tanah Air.
Hal itu, ujar dia, karena Indonesia pertama merupakan salah satu pasar besar di dunia dengan populasi lebih dari 250 juta orang.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia memiliki banyak sumber daya alam baik gas, batu bara, emas dan juga sumber daya alam di dalam lautan.
"Karena itu kita punya keyakinan tinggi untuk menempatkan target tinggi untuk pertumbuhan ekonomi 2016," ucapnya.
Kepala Bappenas juga mengemukakan, pemerintah dalam lima tahun berikut akan fokus kepada sejumlah bidang seperti SDM, upaya mempromosikan kesetaraan, kedaulatan energi, maritim, pariwisata dan industri.
Berbagai proyek pembangunan infrastruktur baru itu antara lain 24 pelabuhan strategis, 1.000 kilometer tol baru, serta untuk mendukung kedaulatan energi adalah proyek 35.000 megawatt (MW).
"Strategi dan target memperlihatkan komitmen pemerintah kami terhadap pembangunan infrastruktur selama lima tahun berikut," tuturnya.
Andrinof mengungkapkan, untuk membangun beragam infrastruktur tersebut dibutuhkan dana sekitar 450 miliar dolar AS yang tidak semuanya bisa ditutupi oleh anggaran negara.
Karena ada permasalahan "funding gap" atau kesenjangan pendanaan, pihak pemerintah RI juga mengundang mitra dalam membangun masa depan Indonesia.
Dorong investasi
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berharap kunjungan Perdana Menteri Inggris Raya David Cameron bisa mendorong investasi negara tersebut ke Indonesia.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis dalam paparan di Jakarta, Senin (27/7) mengatakan pihaknya akan menyambut komitmen investasi yang rencananya akan disampaikan dalam kunjungan PM Cameron di Indonesia.
"Mereka (Inggris) itu sudah masuk ke Indonesia melalui industri farmasi, kami harapkan mereka juga bisa masuk pembangkit listrik nanti sesuai dengan proyek prioritas kita," imbuhnya.
Menurut dia, Inggris telah lama menaruh minat untuk berinvestasi di bidang pengelolaan dan penyediaan air minum. "Tapi sepertinya mereka masih menunggu revisi PP Sumber Daya Air. Mereka memang ada minat di pengelolaan air minum," tambahnya.
Kendati demikian, Azhar menegaskan pihaknya akan mempromosikan sektor-sektor prioritas yang telah ditetapkan pemerintah dalam mendukung perekonomian seperti infrastruktur, maritim, pariwisata dan kawasan, pertanian serta industri terutama industri padat karya, produk berorientasi ekspor dan substitusi impor.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Inggris ke Indonesia sepanjang semester I 2015 mencapai 424,93 juta dolar AS dengan 109 proyek. Capaian tersebut menempatkan Inggris di posisi ke tujuh dalam daftar negara yang menanamkan modal paling besar di Tanah Air.
Berbagi sukses
Perdana Menteri Inggris Raya David Cameron mengatakan, Kerajaan Inggris ingin berbagi kisah sukses dengan berkontribusi dalam membangun Indonesia yang diramalkan masuk ke dalam 10 negara perekonomian terbesar pada 2030.
"Potensi di Indonesia besar. Bila saat ini Indonesia adalah negara perekonomian terbesar nomor ke-16, maka pada 2030 diprediksi menjadi perekonomian terbesar ke-10," kata David Cameron pada penutupan UK-Indonesia Business Forum di Jakarta, Senin (27/7).
Indonesia sendiri merupakan negara pertama di luar Eropa yang dikunjungi Perdana Menteri Cameron sejak dia terpilih kembali sebagai Perdana Menteri Inggris Raya.
Cameron menyatakan, Indonesia memiliki banyak kesempatan yang baik dalam mengembangkan perdagangan dan investasi antara lain karena Indonesia memiliki 250 juta penduduk, dan banyak penduduk muda yang telah akrab dengan gawai teknologi.
PM Inggris mengakui bahwa telah banyak perusahaan dari negerinya yang telah mengembangkan bisnis dengan memadai di Indonesia seperti Marks n Spencer serta perusahaan manufaktur pesawat Airbus, dan perusahaan asuransi Prudential yang telah memiliki lebih dari dua juta pelanggan. "Kami ingin lebih banyak lagi perusahaan mengikuti kesuksesan mereka," katanya.
David Cameron juga menyatakan, karena Inggris dinilai berhasil dalam penyelenggaraan Olimpiade, maka pihaknya juga siap membantu Indonesia dalam penyelenggaraan Asian Games tahun 2018.
Ia juga ingin agar kerja sama antara kedua belah pihak negara tidak hanya antara Jakarta dan London, tetapi juga antara daerah lain di Indonesia dengan kawasan lain di Inggris Raya.
PM Inggris juga menyatakan bahwa negaranya juga dikenal sebagai ibukota dari pengembangan sektor keuangan syariah Islam di negara-negara Barat.
"Kami memiliki reputasi dalam transparansi dan melawan korupsi," kata Cameron yang memulai pidato dengan mengucapkan assalamualaikum itu.
Selain itu, ujar dia, di Inggris juga terdapat beragam universitas terbaik di dunia yang akan senang menerima mahasiswa dari Indonesia sekaligus membangun hubungan interpersonal antara kedua negara.
"Bekerja samalah dengan kami karena kami bertekad untuk menolong. Inggris terbuka untuk bisnis dan pintu itu terbuka lebar bagi Indonesia," katanya dalam penutupan pidatonya di acara tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015